Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Mantan Dubes AS: Inflasi, Aborsi dan Perang di Gaza Jadi Faktor Penting di Pemilu AS

Mantan Dubes AS untuk RI Robert Blake mengatakan inflasi, kebijakan aborsi, serta perang di Gaza menjadi faktor penting persaingan Joe Biden dan Donald Trump.
Mantan Duta Besar AS untuk RI yang menjabat pada 2014-2016, Robert Blake dalam A Conversation with Ambassador Robert Blake: Update on US Foreign Policy and Election oleh Foreign Policy Community of Indonesia (FPCI) di Jakarta pada Senin (20/5/2024) /Bisnis - Jessica Gabriela Soehandoko
Mantan Duta Besar AS untuk RI yang menjabat pada 2014-2016, Robert Blake dalam A Conversation with Ambassador Robert Blake: Update on US Foreign Policy and Election oleh Foreign Policy Community of Indonesia (FPCI) di Jakarta pada Senin (20/5/2024) /Bisnis - Jessica Gabriela Soehandoko

Bisnis.com, JAKARTA - Inflasi, Aborsi dan perang di Gaza menjadi faktor penting dalam pertarungan Joe Biden dan Donald Trump dalam pemilihan umum (Pemilu) Amerika Serikat (AS) kali ini. 

Hal ini diungkapkan oleh Mantan Duta Besar AS untuk RI, yang pernah menjabat pada 2014-2014, Robert Blake dalam a conversation with Ambassador Robert Blake: Update on US Foreign Policy and Election oleh Foreign Policy Community of Indonesia (FPCI) pada Senin (20/5/2024)

Faktor pertama adalah inflasi yang tinggi di AS. Hal ini menjadi faktor penting lantaran setengah dari para pekerja AS hidup dari gaji ke gaji (paycheck to paycheck), meskipun Negeri Paman Sam kaya akan teknologi dan perusahaan yang hebat. 

“Jadi, harga bahan makanan, harga bensin, harga perumahan, semua itu sangat berpengaruh ketika Anda hidup dari gaji ke gaji,” tuturnya. 

Banyak pemilih khawatir bahwa inflasi tidak turun cukup cepat, dan mereka menyalahkan Presiden Biden untuk hal tersebut. Namun, jika inflasi dapat menurun lebih jauh lagi dan mencapai 2%, maka hal ini dapat menjadi pencapaian yang sangat penting bagi pemerintahan Biden. 

Faktor kedua adalah permasalahan Aborsi. Sebelumnya, pada Juni 2022, Biden menyebut keputusan Mahkamah Agung (MA) ekstrem dan salah, usai menghapus hak aborsi di negaranya.

Biden berpendapat bahwa keputusan tersebut adalah realisasi dari ideologi ekstrem dan kesalahan tragis. Ia akan memastikan bahwa pejabat negara bagian maupun lokal tidak akan mencegah wanita untuk melakukan aborsi, di negara bagian di mana prosedurnya legal. 

“Dan itu (permasalahan aborsi) memang terjadi dalam beberapa pemilihan terakhir, bahwa [pemilih] wanita datang dalam jumlah besar. Dan sebagian besar, mereka akan memilih Demokrat karena kekhawatiran mereka tentang hak untuk memilih [terkait aborsi],” tutur Blake. 

Faktor ketiga adalah perang di Gaza yang sangat penting. Protes di negaranya juga telah terjadi dan banyaknya kekhawatiran tentang tingginya tingkat korban sipil dan pengeboman Israel, dan kurangnya bantuan kemanusiaan hingga kelaparan yang terjadi. 

Kemudian, indikator yang juga dinilai penting adalah apakah adanya resolusi dan proses dalam menghentikan peperangan, bantuan kemanusiaan dan kondisi Gaza setelah perang. 

Adapun, ia juga berpendapat bahwa terlalu dini untuk memprediksi mengenai siapa yang akan memenangkan persaingan ini. 

“Memang benar bahwa Biden telah mempersempit margin yang dinikmati Trump. Jadi kemungkinan dia akan berargumen bahwa momentum ada di pihaknya, tetapi tetap saja terlalu dini untuk memprediksi,” tutur Blake. 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper