Bisnis.com, JAKARTA- Kinerja industri alas kaki dan tekstil diklaim telah tumbuh menguat awal tahun ini. Namun, ekspor awal tahun ini masih mengalami perlambatan.
Data dari Badan Pusat Statistik (BPS) nilai ekspor alas kaki pada kuartal I/2024 sebesar US$1,6 miliar atau naik 0,94% yoy dari periode yang sama tahun lalu sebesar US$1,64 miliar. Artinya, masih dalam fase pemulihan.
Sementara, secara bulanan, April 2024 nilai eskpor sepatu turun 21,66% yoy dengan nilai US$461,2 juta. Pada bulan sebelumnya, nilai ekspor sepatu mencapai US$588,8 juta.
Untuk industri tekstil, nilai ekspor tercatat sebesar US$58,59 juta pada periode Januari-Maret 2024 atau turun 18,85% yoy menjadi US$58,59 juta.
Dari sisi volume, Kementerian Perindustrian (Kemenperin) menunjukkan ekspor mengalami pertumbuhan 12,56% yoy pada kuartal I/2024. Sementara itu, volume ekspor produk tekstil tumbuh sebesar 7,34% yoy dan 3,08% (yoy) untuk pakaian jadi dan 12,56% yoy untuk alas kaki.
Direktur Industri Tekstil, Kulit, dan Alas Kaki (ITKAK) Kemenperin, Adie Rochmanto Pandiangan mengatakan dari sisi pertumbuhan industri alas kaki positif 5,90% yoy. Hal ini menunjukkan pemulihan dari periode tahun lalu yang masih terkontraksi -2,75% yoy.
Baca Juga
"Selain pesanan ekspor, stabilitas konsumsi rumah tangga domestik juga membantu mendorong pertumbuhan Industri Tekstil dan Pakaian Jadi, serta Industri Kulit, Barang dari Kulit, dan Alas Kaki, seiring dengan pelaksanaan Pemilu 2024, hari libur nasional, cuti bersama, serta momen Lebaran," ujar Adie, Rabu (15/5/2024).
Di samping itu, Adie mencatat capaian realisasi investasi kuartal I/2024 pada industri tekstil dan pakaian Jadi, serta industri kulit, barang dari kulit, dan alas kaki tercapai sebesar Rp6,9 triliun.
Secara rata-rata pada tahun 2022-2024, proporsi investasi industri tekstil sebesar 40%, industri pakaian jadi sebesar 20%, serta industri kulit, barang dari kulit, dan alas kaki sebesar 40%.
Capaian realisasi investasi yang stabil pada periode tersebut dapat mengindikasikan produktivitas industri tekstil, pakaian jadi, dan alas kaki masih menjanjikan.
"Bahkan, ketika terjadi peningkatan produksi, industri pakaian jadi dan alas kaki dilaporkan kesulitan untuk mendapatkan tenaga kerja," tuturnya.
Dia mendapatkan informasi bahwa sejumlah industri IKM di Jawa Barat saat ini mengalami kesulitan untuk mendapatkan tenaga penjahit. Hal yang sama terjadi di industri baru alas kaki yang berinvestasi di Indramayu, juga sangat kesulitan untuk memenuhi kebutuhan tenaga kerja sebanyak 5.000 orang.
Lebih lanjut, Adie menerangkan, ke depannya pemerintah akan menerapkan kebijakan pengaturan impor yang tertuang dalam Permendag 36/2023 jo. 7/2024 untuk mengendalikan pasar domestik dari serbuan barang impor.
Kebijakan yang berlaku per 10 Maret 2024 itu diklaim telah membuahkan hasil yang tercerminkan dari peningkatan kinerja industri tekstil dan alas kaki awal tahun ini.
“Kemenperin optimistis pertumbuhan industri tekstil, kulit, dan alas kaki akan meningkat lebih besar lagi apabila pencegahan konsumsi pakaian bekas atau thrifting dan pengawasan pasar sesuai aturan yang berlaku terhadap barang-barang impor lebih ditingkatkan,” pungkasnya.