Bisnis.com, JAKARTA - Pemerintah sedang mengkaji opsi kenaikan harga eceran tertinggi (HET) MinyaKita seiring dengan meningkatnya biaya produksi.
Direktur Bahan Pokok dan Barang Penting Ditjen Perdagangan Dalam Negeri Kemendag, Bambang Wisnubroto mengatakan pemerintah bakal menaikkan HET MinyaKita sebagai salah satu opsi untuk menjaga pasokan.
"Sejak DMO [domestic market obligation] diberlakukan kurang lebih 2 tahun, HET MinyaKita di kisaran Rp14.000 per liter, sementara harga pokok biaya produksinya sudah mengalami dinamika," ujar Bambang dalam rapat pengendalian inflasi daerah, Senin (13/5/2024).
Dia menyebut rata-rata harga MinyaKita pada pekan pertama Mei 2024 sebesar Rp16.083 per liter telah naik 0,87% dibandingkan harga pada pekan lalu. Sementara harga minyak goreng curah justru turun 0,06% menjadi Rp15.828 per liter dan minyak goreng premium turun 0,19% menjadi Rp21.051 per liter.
Bambang memerinci ada lima daerah yang tercatat mengalami kenaikan harga MinyaKita di atas 5% yaitu Probolinggo, Morowali Utara, Tana Toraja, Kolaka, dan Tidore Kepulauan.
Dia menuturkan kenaikan harga MinyaKita cenderung disebabkan oleh pasokan DMO yang minim. Adapun pada April 2024 tercatat realisasi DMO sebanyak 151.158 ton atau hanya 50,4% dari target 300.000 ton per bulan.
Baca Juga
Dari jumlah DMO tersebut, sebanyak 82.463 ton disalurkan dalam bentuk MinyaKita dan 68.695 ton dalam bentuk minyak curah.
Bambang menambahkan pemerintah juga mengkaji opsi lain, yakni mengeluarkan minyak curah dari kebijakan DMO. Diharapkan penyaluran minyak curah oleh produsen tidak akan terhitung lagi ke dalam hak ekspor.
Di sisi lain, mencoret minyak curah dari aturan DMO diharapkan dapat meningkatkan pasokan MinyaKita dan mengurangi penggunaan minyak curah di masyarakat.