Bisnis.com, JAKARTA - Pertumbuhan ekonomi sektor jasa di Amerika Serikat (AS) secara tidak terduga mengalami kontraksi pada April 2024. Kondisi ini pertama kalinya terjadi sejak 2022. Disebutkan penurunan sektor jasa tersulut indikator aktivitas bisnis telah menurun ke level terendah dalam empat tahun dan ukuran biaya input yang meningkat.
Indeks gabungan jasa Institute for Supply Management (ISM) pada April 2024 mencatatkan penurunan sebesar 2 poin menjadi 49,4, lebih rendah dari semua perkiraan dalam survei ekonom Bloomberg dan merupakan level terendah sejak Desember 2022. Adapun, angka di bawah 50 menunjukan kontraksi.
Kemudian, indeks aktivitas bisnis yang sejajar dengan ukuran output pabrik ISM, merosot 6,5 poin pada April 2024 menjadi 50,9. Angka ini juga mencatatkan level terendah sejak Mei 2020, ketika perekonomian terguncang karena penutupan pandemi.
“Responden survei menunjukkan bahwa bisnis secara keseluruhan secara umum melambat, dengan tingkat yang bervariasi menurut perusahaan dan industri,” Jelas ketua Komite Survei Bisnis Layanan ISM, Anthony Nieves, dikutip dari Bloomberg, Senin (6/4/2024).
Lanjutnya, ia mengatakan bahwa mayoritas responden mengindikasikan bahwa masalah inflasi dan geopolitik masih menjadi kekhawatiran.
Untuk diketahui, jika data yang lebih lemah terus berlanjut dalam beberapa bulan mendatang, hal ini dapat meningkatkan kekhawatiran terhadap perlambatan pertumbuhan ekonomi yang lebih luas. Hal ini karena sektor jasa merupakan bagian terbesar dari perekonomian.
Baca Juga
Kemudian, menurut data terbaru, indikator tenaga kerja di sektor jasa telah menurun selama tiga bulan berturut-turut. Data ini dirilis menyusul laporan pemerintah yang menunjukkan bahwa pertumbuhan lapangan kerja di AS paling lambat dalam enam bulan terakhir.
Meskipun terjadi perlambatan dalam permintaan tenaga kerja, menurut Ketua Federal Reserve (The Fed) Jerome Powell, situasi ini tidak mencerminkan pelemahan ekonomi yang tidak terduga yang memerlukan intervensi kebijakan.
Kemudian, ekonom Bloomberg, Estelle Ou juga menuturkan perlambatan tajam pada aktivitas jasa pada April 2024 menunjukkan kebijakan moneter yang terus membebani perekonomian, bahkan ketika perusahaan-perusahaan berjuang dengan biaya input yang lebih tinggi.
“Dunia usaha mencatat ‘pembekuan perekrutan’ dan ‘tantangan tekanan inflasi melalui biaya tenaga kerja dan jasa’” tuturnya.
Di saat yang sama, yakni pada sektor inflasi, indeks harga yang dibayarkan untuk bahan dan jasa mencapai titik tertinggi dalam tiga bulan, di level 59,2. Kenaikan ini serupa dengan pengukuran ISM terhadap biaya input para produsen, yang naik ke level tertinggi sejak Juni 2022.
Lalu, indikator pesanan baru yang dilakukan pada penyedia layanan, yaki proksi permintaan di masa depan, menurun dua bulan berturut-turut ke level terendah sejak akhir 2022.