Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Top 5 News Bisnisindonesia.id: Lempar Sauh Sektor Maritim hingga Laba Terbatas Himbara

Upaya pemerintah mendongkrak kinerja sektor ini menjadi salah satu sajian pilihan dalam Top 5 News Bisnisindonesia.id edisi Kamis (2/5/2025).
Foto udara bongkar muat peti kemas di Terminal Petikemas New Makassar di Pelabuhan Makassar, Sulawesi Selatan, Senin (2/10/2023). Bisnis/Paulus Tandi Bone
Foto udara bongkar muat peti kemas di Terminal Petikemas New Makassar di Pelabuhan Makassar, Sulawesi Selatan, Senin (2/10/2023). Bisnis/Paulus Tandi Bone

Bisnis.com, JAKARTA - Pemerintah menyiapkan sejumlah target ambisius bagi sektor logistik dan maritim, baik kontribusinya terhadap produk domestik bruto (PDB) menjadi 15% pada 2045, maupun menurunkan biaya logistik menjadi 12% pada 2029.

Saat ini, kontribusi sektor kemaritiman terhadap produk domestik bruto (PDB) nasional hanya 7%. Padahal, Indonesia memiliki potensi besar sebagai negara maritim dengan 70% teritorinya merupakan wilayah laut dari total area 6,4 juta kilometer persegi dengan 17.500 pulau.

Upaya pemerintah mendongkrak kinerja sektor ini menjadi salah satu sajian pilihan dalam Top 5 News Bisnisindonesia.id edisi Kamis (2/5/2025). Selain itu ada pula ulasan lainnya seperti pekerjaan rumah industri sawit, kinerja bank Himbara hingga rencana IPO Pertamina International Shipping. 

1. Melepas Sauh Sektor Maritim Kejar Target Kinerja Ekonomi

Asisten Deputi Peningkatan Daya Saing Kemenkomarves, Andreas Hutahaean mengatakan aktivitas transportasi dan perdagangan maritim menjadi 2 kunci utama pertumbuhan sektor maritim yang mesti ditingkatkan secara berkala.

Dalam catatannya, kontribusi transportasi dalam menunjang pertumbuhan sektor kemaritiman masih di bawah 10%, tepatnya 9,78%. Sementara, porsi kontribusi perdagangan maritim juga masih rendah yakni 7,83%.

Selama ini pertumbuhan ekonomi kemaritiman ditopang oleh subsektor perikanan dan budidaya laut yang berkontribusi 29,11%, disusul oleh kontribusi sumber energi maritim sebesar 24,98%. Tak heran, potensi ekonomi dari mega biodiversity mencapai 8.500 biota laut, sumber daya perikanan mencapai 12 juta ton per tahun, 50 juta ton per tahun budidaya laut.

Belum lagi potensi perdagangan dan pengiriman via laut juga sangat besar mengingat 45% barang di seluruh dunia melewati laut Indonesia. Pemerintah menyoroti potensi penerapan kabel laut yang juga menjadi isu global dan peluang blue economy yang dapat dioptimalkan.

2. Sederet PR Sawit Hadapi Tekanan Pasar Dunia

Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) melaporkan kinerja ekspor minyak sawit yang melemah pada Februari 2024 sebesar 26,48% (MtM) menjadi 2,16 juta ton.

Penurunan ekspor terbesar terjadi pada produk olahan CPO dari sebelumnya 1,93 juta ton menjadi 1,49 juta ton. Sementra itu, ekspor olahan PKO naik dari 106.000 ton menjadi 129.000 ton.

Padahal, sejak awal 2024 harga CPO di pasar dunia menunjukkan tren yang menguat. Pada Januari 2024, Minyak Sawit Berjangka di Kuala Lumpur 3.685 ringgit per ton, dan mencapai puncaknya pada 4.564 ringgit per ton pada akhir Maret.

Penurunan volume ekspor secara bulanan pada Februari 2024 terjadi di sejumlah negara tujuan utama. Paling besar, ekspor sawit anjlok untuk tujuan India sebesar 287.0000 ton dari 527.000 ton menjadi 240.000 ton.

Selanjutnya, ekspor ke Pakistan turun 97.000 ton dari 284.000 ton menjadi 187.000 ton dan ekspor tujuan Afrika turun 91.000 ton dari 639.000 ton menjadi 548.000 ton.

Ekspor tujuan China juga turun 49.000 ton dari 375.000 ton menjadi 326.000 ton, ekspor ke Bangladesh turun sebesar 43.000 ton dari 77.000 ton menjadi 34.000 ton, serta ekspor ke EU turun sebesar 27.0000 ton dari 368.000 ton menjadi 341.000 ton.

3. Kinerja Terbatas Laba Himbara Kuartal I 2024

Laju pertumbuhan kinerja keuangan bank-bank BUMN pada kuartal pertama tahun ini cenderung melambat jika dibandingkan dengan kinerja pertumbuhan pada 2023 lalu. 

PT Bank Mandiri (Persero) Tbk., misalnya, telah membukukan laba bersih secara konsolidasi sebesar Rp12,7 triliun pada kuartal I/2024, tumbuh 1,13% secara tahunan (year-on-year/ YoY).

Kinerja pertumbuhan tersebut melambat dibandingkan dengan pertumbuhan pada kuartal I/2023 yang tumbuh pesat 25,2% YoY.

Direktur Utama Bank Mandiri, Darmawan Junaidi, mengatakan bahwa kinerja keuangan bank termasuk laba pada awal tahun ini dipengaruhi oleh sejumlah tantangan, terutama dampak ekonomi global yang tidak stabil.

Bank BUMN lainnya, yakni PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. (BBNI) membukukan laba bersih konsolidasi yang diatribusikan kepada pemilik sebesar Rp5,32 triliun pada kuartal I/2024, tumbuh tipis 2,02% YoY.

Sama seperti Bank Mandiri, pertumbuhan laba BNI pada awal tahun ini melambat dibandingkan dengan pertumbuhan laba pada periode yang sama tahun sebelumnya yang mencapai 31,75% YoY. Apa yang melatarbelakangi situasi ini?

4. Berbagi Beban Pemerintah - Korporasi demi Memuluskan Transisi Energi

Sejumlah tantangan masih menjadi pekerjaan rumah yang harus diselesaikan pemerintah untuk dapat mengakselerasi transisi energi. Selain persoalan pendanaan, keterbatasan infrastruktur terutama jaringan transmisi juga mendesak untuk diselesaikan.

Dengan subsistem ketenagalistrikan yang masih terpisah-pisah antarpulau menyebabkan tidak seimbangnya antara pasokan dan permintaan. Untuk menuju transisi energi yang lebih mengedepankan penggunaan energi baru terbarukan (EBT) bahkan lebih menantang lagi, mengingat surplus listrik hijau tersebut lebih banyak di Sumatra dan Kalimantan sedangkan demand-nya di pulau Jawa.

Oleh karena itu, Tiko sapaan akrabnya, menyebut bahwa upaya transisi energi harus dilakukan dengan sangat hati-hati, dengan tarif yang terjangkau kepada masyarakat, dan secara keuangan PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) juga tidak mengalami kesulitan.

Tiko mengungkapkan bahwa ke depannya pemerintah bersama korporasi akan berbagi tugas agar program transisi energi di Tanah Air dapat berjalan efektif, dengan tetap memperhatikan trilema energi, energy security (ketahanan energi), energy affordability (keterjangkauan biaya energi), dan environmental sustainability (keberlanjutan lingkungan).

5. Bocoran IPO Jumbo Pertamina International Shipping pada 2025

Subholding Integrated Marine Logistics PT Pertamina (Persero), PT Pertamina International Shipping (PIS), membeberkan rencana penawaran umum perdana saham atau initial public offering (IPO) pada 2025.

Direktur Utama PT Pertamina International Shipping Yoki Firnandi mengatakan IPO merupakan salah satu opsi perusahaan untuk mendapatkan tambahan modal guna mendukung pertumbuhan bisnis berkelanjutan.

Tambahan modal dibutuhkan untuk mewujudkan target agresif pertumbuhan PIS. Adapun, pihaknya menargetkan market capitalization senilai US$7 miliar dengan revenue US$9 miliar pada 2034.

Saat ini, posisi market capitalization PIS sebesar US$3,3 miliar dan ditargetkan mencapai US$4 miliar setara Rp64,8 triliun (kurs Rp16.200 per dolar AS) tahun ini.

Untuk itu, secara bertahap, PIS akan menggunakan rata-rata US$800 juta dolar per tahun. Selain itu, dia memaparkan target revenue dari low carbon 34% pada 2034, pendapatan dari bisnis terminal dan laut 27%, serta kepemilikan kapal sebanyak 190 unit dan kapal yang dioperasikan 500-600 unit.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Rayful Mudassir
Editor : Rayful Mudassir
Sumber : Bisnisindonesia.id
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper