Bisnis.com, JAKARTA — Kementerian Koodirnator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenkomarves) menyusun strategi untuk mengerek naik kontribusi sektor kemaritiman terhadap produk domestik bruto (PDB) nasional yang saat ini porsinya hanya 7%.
Padahal, Indonesia memiliki potensi besar sebagai negara maritim dengan 70% teritorinya merupakan wilayah laut dari total area 6,4 juta kilometer persegi dan tercatat memiliki 17.500 pulau.
Asisten Deputi Peningkatan Daya Saing Kemenkomarves, Andreas Hutahean mengatakan aktivitas transportasi dan perdagangan maritim menjadi 2 kunci utama pertumbuhan sektor maritim yang mesti ditingkatkan secara berkala.
"Tentu saja, transportasi dan perdagangan akan menjadi kunci dalam pertumbuhan eknomi di bidang kemaritiman Indonesia," kata Andreas dalam agenda Bisnis Indonesia Shipping and Logistics Forum 2024, Selasa (30/4/2024).
Dalam catatannya, kontribusi transportasi dalam menunjang pertumbuhan sektor kemaritiman masih di bawah 10%, tepatnya 9,78%. Sementara, porsi kontribusi perdagangan maritim juga masih rendah yakni 7,83%.
Adapun, selama ini pertumbuhan ekonomi kemaritiman ditopang oleh subsektor perikanan dan budidaya laut yang berkontribusi 29,11%, disusul oleh kontribusi sumber energi maritim sebesar 24,98%.
Baca Juga
"Jadi peluangnya masih akan berkembang terus jika kita pertumbuhan ekonomi terus meningkat. Ke depan GDP kemaritiman akan menjadi double sekitar 15%," tuturnya.
Tak heran, potensi ekonomi dari mega biodiversity mencapai 8.500 biota laut, sumber daya perikanan mencapai 12 juta ton per tahun, 50 juta ton per tahun budidaya laut.
Di sisi lain, potensi perdagangan dan pengiriman via laut juga sangat besar mengingat 45% barang di seluruh dunia melewati laut Indonesia. Selanjutnya, Andreas menyoroti potensi penerapan kabel laut yang juga menjadi isu global dan peluang blue economy yang dapat dioptimalkan.
"OECD menyampaikan bahwa 2030 project blue economy mencapai US$30 triliun. Dari sisi ekspor produk maritim mencapai US$1,3 triliun pada 2020," tuturnya.