Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pakuwon Jati (PWON) Bicara Dampak BI Rate ke Marketing Sales

PT Pakuwon Jati Tbk (PWON) menyebut kenaikan tingkat suku bunga acuan (BI rate) tidak akan menimbulkan efek negatif terhadap kinerja penjualan.
Ilustrasi investasi properti dan real estat/Freepik
Ilustrasi investasi properti dan real estat/Freepik

Bisnis.com, JAKARTA - PT Pakuwon Jati Tbk. (PWON) menyebut kenaikan tingkat suku bunga acuan atau BI Rate ke 6,25% tidak akan menimbulkan efek negatif terhadap kinerja penjualan perusahaan.

Presiden Direktur PWON Alexander Stefanus Ridwan Suhendra mengatakan pihaknya yakin kenaikan suku bunga tidak akan menurunkan minat masyarakat dalam membeli properti yang dipasarkan perusahaan. Seiring dengan hal tersebut, dirinya juga optimistis kinerja marketing sales Pakuwon pada 2024 tidak akan terhambat.

Dia menyebut, kenaikan suku bunga memang akan membuat bank lebih selektif dalam memberikan Kredit Pemilikan Apartment (KPA) atau Kredit Pemilikan Rumah (KPR) kepada konsumen. Namun, Ridwan mengatakan pihaknya sudah memiliki rekam jejak yang baik dalam pengembangan proyek-proyeknya.

Dia menuturkan, kemampuan PWON dalam membangun dan menyelesaikan proyek-proyek yang dimiliki akan meningkatkan keyakinan bank untuk memberikan KPA atau KPR kepada konsumen yang akan membeli hunian garapan perusahaan.

Sehingga, penjualan hunian yang dipasarkan Pakuwon pun juga akan tetap berlangsung optimal.

"BI rate tidak berdampak [terhadap marketing sales], kan tetap laku," ujar Ridwan seusai acara Topping Off Ceremony Pakuwon Residence Bekasi, Sabtu (27/4/2024).

Selain itu, dia mengatakan Pakuwon juga memiliki sumber pendapatan lain seperti recurring income dari biaya sewa di pusat perbelanjaan dan juga hotel. Hal ini juga akan semakin memperkuat kinerja keuangan perusahaan pada tahun ini.

Ridwan melanjutkan, Pakuwon juga tetap menjaga struktur pembiayaannya dalam setiap proyek agar tidak membebani keuangan. Dia menyebut, porsi dana pembangunan sebuah proyek perusahaan yang bersumber dari pinjaman bank dibatasi maksimal 30%.

Sementara itu, dia menyebut porsi pinjaman bank untuk proyek pengembang lain lebih besar dan dapat mencapai hingga 70%.

Berdasarkan laporan keuangan per 30 September 2023 yang telah diaudit, Pakuwon membukukan laba bersih sebesar Rp2,10 triliun sepanjang 2023, naik 36,81% year-on-year (YoY). Peningkatan laba bersih seturut dengan naiknya pendapatan.

Tercatat, sepanjang Januari-Desember 2023, PWON meraih pendapatan Rp6,20 triliun tumbuh 3,56% YoY. Perinciannya, pendapatan dari sewa ruangan tumbuh 19,97% YoY menjadi Rp1,85 triliun, sementara pendapatan apartemen servis meningkat 1,58% YoY menuju Rp71,96 miliar. 

Pendapatan lain juga datang dari jasa pemeliharan yang mencapai Rp831,39 miliar atau tumbuh 10,62% YoY, penjualan kondominium dan kantor merosot 45,67% YoY menjadi Rp801,77 miliar, sementara pendapatan hotel naik 36,53% YoY ke Rp1,17 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper