Selanjutnya pada agenda “International Monetary and Financial Committee Breakfast Meeting”, Menkeu mengingatkan akan pentingnya mengelola keterbatasan ruang fiskal di tengah kenaikan belanja sosial dan manajemen utang.
Dia menyerukan empat prioritas strategis antara lain mendorong persatuan global yang damai dan resolusi bersama, menyediakan dukungan fiskal kepada yang membutuhkan, menjaga stabilitas makroekonomi, dan reformasi struktural untuk mendorong pertumbuhan ekonomi jangka panjang.
Agenda utama lainnya yang dihadiri olehnya adalah “Development Committee Meeting”. Dalam kegiatan tersebut, dia menyambut baik kemajuan yang dicapai menuju terciptanya Grup Bank Dunia (WBG) yang lebih besar, lebih baik dan lebih berani (bigger, better, bolder) melalui Peta Jalan Evolusi Grup Bank Dunia (World Bank Group Evolution Roadmap).
Mantan Direktur Bank Dunia itu menyampaikan bahwa Bank Dunia harus lebih percaya diri untuk menetapkan target ambisius untuk evolution deliverables pada fase berikutnya. Bank Dunia dan IMF harus mempertahankan momentum reformasi dan memastikan reformasi tersebut menghasilkan peluang nyata bagi negara-negara emerging market dan negara berkembang.
Harapan besar disampaikan Sri untuk implementasi Global Challenges Programs dan Knowledge Compact yang mengutamakan kebutuhan dan kondisi klien. Satu hal besar yang disoroti secara kuat oleh Menkeu yaitu pricing (cost of borrowing) Bank Dunia yang terlalu mahal dibandingkan MDBs sejawat lainnya saat ini.
Selain itu, disinggung juga mengenai pentingnya penambahan kapasitas keuangan Bank Dunia dan penguatan kepentingan dan keterwakilan anggota. Menkeu menyampaikan keyakinannya bahwa peningkatan modal yang sejalan dengan reviu kepemilikan saham, akan memperkuat legitimasi dan tata kelola Bank Dunia di saat lembaga-lembaga global tepercaya sangat dibutuhkan keberadaannya.
Baca Juga
Terakhir, dia menghadiri pertemuan IMF Fiscal Forum sebagai panelis bersama dengan Menkeu Chile, Deputi Pertama Direktur Pelaksana IMF dan Wakil EU. Dalam kesempatan tersebut Menkeu menyampaikan efektivitas sekaligus tantangan dalam mempertahankan kedisiplinan fiskal di Indonesia.
Pengalaman yang dibagi Menkeu sangat diapresiasi oleh audiens maupun panelis lainnya karena memberikan contoh dan menawarkan solusi yang konkret bagi dilema antara fleksibilitas dan kredibilitas dalam kebijakan fiskal.
Pertemuan Musim Semi IMF-WBG 2024 ditutup dengan ekspektasi yang tinggi dan semangat kolaboratif. Diharapkan pertemuan tersebut dapat berkontribusi secara signifikan dalam merumuskan solusi-solusi untuk tantangan global yang sedang dihadapi.