Bisnis.com, JAKARTA - Komisi Pemilihan Umum (KPU) resmi menetapkan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka sebagai presiden dan wakil presiden terpilih 2024-2029 pada hari ini, Rabu (24/4/2024). Di hari yang sama, Bank Indonesia (BI) memutuskan untuk menaikkan suku bunga acuan atau BI Rate menjadi 6,25%.
Penetapan Prabowo-Gibran itu dilakukan usai Mahkamah Konstitusi (MK) menolak semua dalil gugatan perselisihan hasil pemilihan umum atau PHPU yang diajukan oleh kubu Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar (Cak Imin) maupun Ganjar Pranowo-Mahdud MD.
"KPU menetapkan pasangan nomor urut 2 Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka, sebagai pasangan calon presiden dan calon wakil presiden terpilih 2024-2029," kata Ketua KPU Hasyim Asy'ari, Rabu (24/4/2024).
Presiden terpilih Prabowo Subianto meminta semua pihak yang sebelumnya berkontestasi dalam Pilpres 2024, yaitu paslon 01 Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar dan paslon 03 Ganjar Pranowo-Mahfud MD, untuk bekerja sama dan berkolaborasi demi membawa kebaikan dan kesejahteraan untuk masyarakat Indonesia.
"Ini tuntutan rakyat, kita harus bersatu kita harus rukun. Apakah bersatu itu ada dalam pemerintahan atau di luar pemerintahan, sama-sama kita berjuang untuk rakyat Indonesia sama-sama kita berjuang untuk secepat-cepatny. Kita membawa kebaikan peningkatan untuk rakyat kita tidak boleh ada rakyat kita anak-anak kita yang tertinggal dan tidak menikmati hasil kemerdekaan. Itu pandangan saya," ujar Prabowo saat berpidato di KPU.
Dalam kesempatan itu, Prabowo juga mengucapkan terima kasih kepada seluruh Rakyat Indonesia, pasangannya Gibran Rakabuming, serta seluruh penyelenggara pemilu, antara lain KPU, Bawaslu, Dewan Kehormatan Penyelenggara.
Baca Juga
Dia juga mengucapkan terima kasih kepada aparat TNI Polri, semua unsur penegak hukum, hingga panitia pemungutan suara luar negeri.
"Bagaimanapun kita diakui oleh negara di seluruh dunia sebagai negara berhasil menyelenggarakan pemilihan umum serentak terbesar dalam sejarah dunia juga saya ucapkan terima kasih kepada bapak Presiden Republik Indonesia Pak Joko Widodo atas pemikirannya sehingga pemilihan umum terlaksana dengan baik tertib aman," ucap Prabowo.
Manuver Bank Indonesia
Di kesempatan berbeda, Bank Indonesia (BI) akhirnya menaikkan suku bunga acuan atau BI Rate di level 6,25% pada Rapat Dewan Gubernur (RDG) periode 23-24 April 2024 di saat anjloknya nilai tukar rupiah.
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo mengungkap alasan Dewan Gubernur BI menaikkan suku bunga acuan atau BI Rate di level 6,25% pada April 2024.
"Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia pada 23 dan 24 April 2024 memutuskan untuk menaikkan BI Rate 25 basis poin menjadi sebesar 6,25%,” ujarnya dalam konferensi pers RDG BI, Rabu (17/1/2024).
Dengan demikian, suku bunga Deposit Facility naik menjadi sebesar 5,50%, dan suku bunga Lending Facility naik menjadi 7,00%.
Perry mengatakan keputusan menaikkan suku bunga untuk memperkuat stabilitas rupiah dari kemungkinan membuturuknya risiko global serta langkah pre-emptive dan forward looking untuk memastikan inflasi tetap dalam sasaran 2,5±1% pada 2024 dan 2025
"Kebijakan makroprudensial dan sistem pembayaran tetap pro-growth untuk mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan," jelasnya.
Berdasarkan catatan Bisnis, suku bunga acuan sebesar 6,25% merupakan level tertinggi sejak era pandemi Covid-19. Bahkan, jika mengacu pada data Badan Pusat Statistik (BPS), BI terakhir menetapkan suku bunga acuan di level 6,5% pada Juli 2016 atau periode pertama pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Setelah itu, suku bunga BI mulai melandai dan mengalami naik-turun di kisaran 5,25% hingga 6%, yang terjadi terkahir pada Maret 2024.
Dalam wawancara yang dipublikasikan oleh Bloomberg beberapa jam sebelum konferensi pers RDG pada Rabu (24/4/2024) pukul 14.00 WIB, Anggota Dewan Pakar TKN Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka, Drajad Wibowo, mengatakan BI tidak perlu menaikkan suku bunga lebih lanjut untuk melindungi rupiah.
“Kami menetapkan target pertumbuhan yang cukup tinggi, perlu ada dukungan dari kebijakan moneter. Perlu ada stimulus. Kami berharap kebijakan fiskal dan moneter akan dipertahankan,” ujar Wibowo.
Dia mengungkapkan keinginan tim Prabowo untuk menjaga kebijakan ekonomi tetap stabil menjelang pelantikan presiden terpilih di bulan Oktober. Pemerintah yang akan datang menargetkan untuk mencapai pertumbuhan sebanyak 8% selama masa jabatan lima tahunnya.
Pernyataan dari seorang anggota kunci tim Prabowo menyoroti risiko-risiko terhadap independensi para pembuat kebijakan moneter ketika pemerintah ikut campur tangan, atau dalam kasus Thailand, memberikan tekanan kepada bank sentral untuk menurunkan biaya pinjaman untuk mendukung pertumbuhan.
Terlepas dari pernyataannya, Wibowo meyakinkan bahwa pemerintahan Prabowo-Gibran yang akan datang akan menjunjung tinggi independensi BI.