Bisnis.com, JAKARTA - Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati bertemu Managing Director International Finance Corporation (IFC) Makhtar Diop membahas kondisi ekonomi global terkini hingga kerja sama Indonesia.
Pertemuan dengan IFC di sela-sela rangkaian agenda di Washington D.C., Amerika Serikat (AS), Minggu (21/4/2024).
Sri Mulyani menyampaikan pertemuan tersebut membahas berbagai topik, seperti lansekap perekonomian secara global dan domestik hingga hubungan kerja sama Indonesia dengan IFC yang sudah terjalin dan yang akan terjadi.
“Kami berbincang beragam topik, mulai dari lansekap terkini perekonomian global dan domestik hingga kerja sama yang sudah terjalin dan akan terjadi antara pemerintah Indonesia dengan IFC,” ujar Sri Mulyani dikutip dari akun instagram miliknya @smindrawati, Selasa (23/4/2024).
Sri Mulyani menyampaikan tantangan ekonomi global yang terus berubah ditambah dengan banyak negara yang melakukan Pemilihan Umum (Pemilu) di tahun 2024 akan mempengaruhi kebijakan luar negeri di seluruh negara.
“Tantangan perekonomian global terus berubah, diwarnai beragam ketidakpastian. Ditambah, 2024 ini merupakan tahun pemilihan umum, dimana lebih dari 70 negara melaksanakan pesta demokrasinya. Hal ini tentu akan membawa perubahan-perubahan kebijakan luar negeri di seluruh penjuru dunia,” ujarnya.
Baca Juga
Kedua pihak sepakat terkait kondisi domestik, Sri mulyani menjelaskan kondisi fiskal Indonesia masih kuat, penerimaan negara yang terus berkembang, dan pengeluaran negara yang dijaga dengan hati-hati.
“Untuk kondisi domestik, kami sepakat bahwa kondisi fiskal Indonesia masih begitu kuat. Penerimaan negara terus berkembang dan pengeluaran yang dijaga secara prudent,” ujar Sri Mulyani.
Dia juga menambahkan Indonesia mengalami surplus neraca perdagangan selama 46 bulan berturut-turut sehingga mampu menentang perlambatan ekonomi global.
“Terlebih dengan surplus neraca perdagangan selama 46 bulan berturut-turut —menentang kondisi perlambatan ekonomi global,” ujar Sri Mulyani.
Sri Mulyani memberikan pernyataan dirinya menyambut baik inisiatif IFC di Indonesia beserta komitmennya. Dia menyambut baik inisiatif IFC untuk melebarkan operasinya di Indonesia. Terlebih dengan komitmennya untuk terus menjaga kesejahteraan mereka yang rentan.
Menkeu juga menyampaikan besaran nilai investasi IFC di Indonesia telah menyentuh di angka US$9,6 miliar atau sekitar Rp155,8 triliun.
“Sejauh ini investasi IFC di Indonesia sudah mencapai US$9,6 Milyar,” ujar Sri Mulyani.
Sri Mulyani berharap hubungan kerja sama dengan IFC memberikan dampak positif serta terus memberikan jawaban dalam menghadapi tantangan perkembangan zaman.
“Semoga kerja sama ini dapat terus memberikan jawaban terhadap tantangan perkembangan zaman. Thank you for the talk, Diop..!” ujar Sri Mulyani.
Sementara itu, mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia itu menjelaskan IFC adalah salah satu lembaga yang didirikan World Bank (WB), bekerja sama dengan sektor swasta untuk melawan kemiskinan yang dialami oleh negara-negara berkembang.
“@ifc_org merupakan salah satu perpanjangan tangan @worldbank yang berperan membantu melawan kemiskinan ekstrem di negara-negara berkembang melalui kerja sama dengan sektor swasta,” ujar Sri Mulyani. (Ahmadi Yahya)