Bisnis.com, JAKARTA - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat nilai ekspor Indonesia pada Maret 2024 sebesar US$22,43 miliar.
Plt. Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti kinerja ekspor pada Maret 2024 naik 16,40% dibandingkan Februari 2024 (month-to-month/mtm).
"Ekspor migas tercatat US$1,29 miliar atau naik 5,62% dan ekspor nonmigas naik 17,12% dengan nilai US$21,15 miliar," ujarnya dalam konferensi pers, Senin (22/4/2024).
Dia mengatakan peningkatan kinerja ekspor pada Maret 2024 terjadi karena kenaikan nonmigas terutama logam mulia emas perhiasan, besi dan baja serta lemak dan minyak hewan nabati
Adapun, Amalia menuturkan peningkatan ekspor migas didorong peningkatan gas.
Secara tahunan, lanjutnya, nilai ekspor Maret 2024 turun 4,19% (year-on-year/yoy). Kontraksi didorong penurunan ekspor nonmigas terutama pada bahan bakar mineral, besi dan baja, dan lemak minyak hewan nabati.
Baca Juga
"Total nilai ekspor mengalami peningkatan secara bulanan, namun menurun secara tahunan. Secara bulanan, peningkatan terjadi di sektor migas dan nonmigas," imbuhnya.
Lebih lanjut, dia mengatakan nilai ekspor komoditas minyak kelapa sawit (crude palm oil/CPO) dan turunannya meningkat menjadi US$357,49 juta atau naik 29,80% secara bulanan
Sebelumnya, Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede, termasuk dalam konsensus, meramalkan surplus neraca dagang Indonesia pada momen Ramadan dan menjelang Idulfitri tersebut berada di angka US$1,63 miliar.
Estimasi tersebut tercatat lebih tinggi dari realisasi surplus neraca dagang Februari 2024 yang senilai US$0,87 miliar.
Josua menjelaskan hal ini terjadi akibat kinerja ekspor yang mulai membaik dengan tumbuh 8,05% secara bulanan (month-to-month/mtm). Meski demikian, laju pertumbuhan tahunan dari kinerja ekspor diperkirakan mengalami kontraksi sebesar -10,91% (year-on-year/yoy).
Utamanya, peningkatan didorong oleh akselerasi ekonomi China, yang merupakan mitra dagang terbesar Indonesia, setelah liburan panjang Tahun Baru Imlek pada Februari lalu.
“Permintaan dari China diperkirakan akan membaik, sebagaimana dibuktikan oleh peningkatan impor Tiongkok dari Indonesia sebesar 9,65% mtm di bulan Maret 2024,” jelasnya, dikutip Minggu (21/4/2024).