Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

S&P Pangkas Peringkat Utang Israel Imbas Konflik dengan Iran

S&P Global memangkas peringkat Israel karena defisit neraca diperkirakan melebar jadi 8% dari PDB pada tahun 2024 karena peningkatan belanja pertahanan.
Ilustrasi poster aksi boikot produk-produk terafiliasi Israel. Dok The Guardian
Ilustrasi poster aksi boikot produk-produk terafiliasi Israel. Dok The Guardian

Bisnis.com, JAKARTA – Lembaga pemeringkat S&P Global memangkas peringkat utang jangka panjang Israel menjadi A-plus dari AA-minus karena tensi dengan Iran akhir pekan lalu dan di tengah meningkatnya risiko geopolitik.

"Kami memperkirakan bahwa defisit neraca pemerintah Israel secara umum akan melebar menjadi 8% dari PDB pada tahun 2024, sebagian besar sebagai akibat dari peningkatan belanja pertahanan," ungkap S&P Global seperti dikutip Reuters, Jumat (19/4/2024).

Prospek negatif ini mencerminkan risiko bahwa perang Israel-Hamas dan konfrontasi dengan Hizbullah dapat meningkat atau mempengaruhi ekonomi Israel lebih dari yang diperkirakan oleh lembaga tersebut saat ini.

"Saat ini kami melihat beberapa risiko eskalasi militer yang mungkin terjadi, termasuk konfrontasi militer yang lebih besar, langsung, dan berkelanjutan dengan Iran," kata pernyataan itu.

Pada hari Sabtu, Korps Garda Revolusi Islam Iran mengatakan bahwa mereka meluncurkan puluhan pesawat tak berawak dan rudal ke Israel. Serangan tersebut dapat memicu eskalasi besar antara dua musuh bebuyutan regional ini. Amerika Serikat pun berjanji untuk mendukung Israel.

Awal bulan ini, Fitch mengeluarkan Israel dari "rating watch negative" dan mempertahankan peringkat A-plus, namun menyebutkan bahwa perang Israel melawan Hamas di Gaza sebagai sebuah risiko.

Pada Februari 2024, Moody's menurunkan peringkat kredit negara ini karena risiko perang.

Menteri Keuangan Israel Bezalel Smotrich mengatakan bahwa keputusan tersebut tidak didasarkan pada alasan ekonomi yang kuat dan sama saja dengan sebuah "manifesto" yang pesimistis.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper