Bisnis.com, JAKARTA – Lembaga pemeringkat S&P kembali mempertahankan peringkat kredit Indonesia atau Sovereign Credit Rating (SCR) pada BBB atau satu tingkat di atas investment grade dengan outlook stabil pada 30 Juli 2024.
S&P meyakini bahwa prospek pertumbuhan ekonomi Indonesia akan tetap solid, ketahanan eksternal dan beban utang pemerintah yang terjaga, didukung oleh kerangka kebijakan moneter dan fiskal yang kredibel.
“Prospek peringkat yang stabil mencerminkan ekspektasi kami bahwa defisit pemerintah secara umum akan tetap mendekati 3% dari PDB selama dua hingga tiga tahun ke depan,” tulis S&P dalam laporan terbarunya, dikutip Rabu (31/7/2024).
S&P sebelumnya mempertahankan Sovereign Credit Rating Indonesia pada BBB dengan outlook stabil pada 4 Juli 2023.
Ke depan, S&P melihat perkembangan industri yang terkait dengan komoditas di Indonesia yang terus berlanjut. Lembaga tersebut menilai hal ini akan membantu mempertahankan metrik eksternal yang stabil.
Adapun, Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo merespons keputusan S&P tersebut dengan menyatakan bahwa afirmasi peringkat kredit Indonesia ini memperkuat keyakinan lembaga pemeringkat utama seperti Fitch dan Moody's yang terlebih dahulu memberikan afirmasi serupa.
Baca Juga
Perry menyampaikan bahwa afirmasi ini juga mencerminkan kepercayaan dunia internasional terhadap prospek perekonomian Indonesia yang baik, serta keyakinan terhadap langkah-langkah sinergi kebijakan yang ditempuh oleh Pemerintah dan Bank Indonesia.
“Bank Indonesia terus memperkuat koordinasi kebijakan dengan pemerintah untuk memastikan terjaganya stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan yang mendukung pertumbuhan ekonomi berkelanjutan di tengah tantangan ketidakpastian global,” ujarnya dalam keterangan resmi, Rabu (31/7/2024).
S&P memproyeksikan rata-rata pertumbuhan ekonomi Indonesia selama tiga sampai empat tahun ke depan akan tetap terjaga sekitar 5% yang didorong oleh permintaan domestik yang tetap kuat, serta belanja Pemerintah dan investasi swasta yang meningkat.
Sementara, S&P memandang ketahanan sektor eksternal akan tetap terjaga pada jangka menengah yang didukung oleh prakiraan kenaikan ekspor sejalan dengan implementasi kebijakan hilirisasi di tengah pelemahan harga komoditas.
Lebih lanjut, S&P juga mengapresiasi komitmen Pemerintah Indonesia untuk menjaga inflasi yang terjaga sejak tahun 2010. Pada 2024 dan 2024, lembaga tersebut memproyeksikan inflasi masing-masing sebesar 2,8% dan 3,0%.
Selain itu, inovasi strategi operasi moneter yang pro-market dengan penggunaan instrumen berbasis pasar dinilai semakin meningkatkan fleksibilitas kebijakan moneter.
Secara umum, S&P meyakini Pemerintahan baru akan memperhatikan aspek keberlanjutan kebijakan untuk menjaga kredibilitas serta menghindari disrupsi ekonomi dan keuangan yang signifikan.
Peringkat Kredit Indonesia 2024
Lembaga Pemeringkat | Rating | Outlook |
---|---|---|
FITCH | BBB | Stabil |
Japan Credit Rating (JCR) | BBB+ (investment grade) | Stabil |
Moody’s | Baa2 (satu tingkat di atas investment grade) | Stabil |
S&P | BBB (satu tingkat di atas investment grade) | Stabil |