Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ekonom Morgan Stanley: The Fed Pangkas Suku Bunga Mulai Juni 2024

Ekonom Morgan Stanley memprediksi The Fed pangkas suku bunga acuan mulai Juni 2024.
Ketua Federal Reserve (The Fed) Jerome Powell berbicara dalam konferensi pers setelah pertemuan Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) di Washington, DC. / Bloomberg
Ketua Federal Reserve (The Fed) Jerome Powell berbicara dalam konferensi pers setelah pertemuan Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) di Washington, DC. / Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA - Kepala ekonom Amerika Serikat (AS) di Morgan Stanley mengatakan bahwa bank sentral AS, yakni Federal Reserve (The Fed) berada jalur yang tepat untuk menurunkan suku bunga acuan pada Juni 2024. 

Zentner mengatakan bahwa rencana pemangkasan suku bunga akan lebih berkaitan pada inflasi, jika The Fed melakukan pemangkasan suku bunga pada awal Mei 2024. 

“Saya pikir standarnya sangat tinggi bagi mereka untuk mencapainya dalam waktu dekat. Tapi saya masih memperkirakan mereka akan siap pada bulan Juni 2024,” jelasnya seperti dikutip dari Bloomberg, Jumat (5/4/2024).

Dalam berbicara pada pertemuan Dewan Eropa-Ambrosetti di Cernobbio, Italia, Zentner yakni bahwa ekspektasi pasar terhadap tiga pemangkasan pada tahun ini sejalan dengan pandangan The Fed. 

Pihaknya memperkirakan bahwa akan ada empat pemotongan, dan bahkan memperkirakan bahwa mereka akan mempercepat pemangkasan pada kuartal IV/2024. 

“Karena pada saat itu inflasi akan turun lebih cepat dibandingkan dengan penurunan inflasi The Fed,” jelasnya. 

Zentner juga menuturkan bahwa ia tidak berpikir waktu kapan bank-bank sentral di seluruh dunia akan memangkas suku bunga. Hal ini juga dinilai tidak akan menjadi masalah.

Ketua Roubini Macro Associates, Nouriel Roubini, di acara yang sama juga menyoroti pembalikan pasar yang kini kurang optimis pada penurunan suku bunga dibandingkan The Fed.

“[Hal ini mungkin terjadi] Karena kita berada dalam no-landing zone AS, di mana pertumbuhan bisa lebih tinggi dari perkiraan dan inflasi tidak turun sebanyak itu, atau dalam situasi di mana beberapa risiko geopolitik yang kini sudah diperhitungkan, katakanlah harga energi, akan berdampak pada inflasi,” terangnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper