Bisnis.com, JAKARTA — Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif mengatakan torehan lifting minyak dan gas kuartal pertama 2024 masih meleset dari target yang ditetapkan dalam anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) 2024.
Berdasarkan catatan Kementerian ESDM, torehan lifting minyak Januari-Maret 2024 berada di level 563.000 barel minyak per hari (bopd). Capaian itu mengambil porsi 88,5% dari target APBN 2024 yang dipatok di level 635.000 bopd.
Sementara itu, capaian salur gas kuartal pertama 2024 baru mencapai 5.075 juta standar kaki kubik per hari (MMscfd). Torehan itu sekitar 87,7% dari target APBN yang ditetapkan sebesar 5.784 MMscfd.
Arifin meminta Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) untuk menjaga raihan lifting migas tahun ini yang kembali melanjutkan tren penyusutan.
“Tantangan 2024 lebih tinggi dibandingkan tahun sebelumnya,” kata Arifin di Kantor Sekretariat Jenderal Kementerian ESDM, Jakarta, Jumat (5/4/2024).
Arifin meminta lembaga hulu migas itu untuk mengawal sejumlah proyek strategis nasional untuk segera menghasilkan produk secara optimal dan tepat waktu.
Baca Juga
Di sisi lain, kata dia, terlambatnya proyek onstream sejumlah lapangan migas justru membuat biaya pengembangan makin melebar. Selain, capain lifting yang diamanatkan APBN makin susut.
“Kemunduran realisasi proyek akan mengakibatkan target produksi tidak tercapai dan biaya yang tidak tekendali,” tuturnya.
Wakil Kepala SKK Migas yang baru dilantik, Shinta Damayanti mengatakan dirinya bakal menjalankan seluruh target yang dicanangkan Arifin ihwal kenaikan produksi migas tersebut.
“Seperti yang disampaikan oleh pak menteri tadi, masih banyak PR dari SKK migas dalam menaikkan produksi dan untuk change mindset yang harus kita bangun di SKK migas,” kata Shinta selepas pelantikan pagi tadi.
Dia mengatakan lembagannya bakal terus mendorong seluruh rencana pengembangan atau plan of development (PoD) lapangan migas yang telah disetujui untuk bisa meningkatkan produksi.
“Dan beberapa inovasi-inovasi yang harus kita bangun dalam mengantisipasi kalau ada penurunan,” kata dia.
Sebelumnya, SKK Migas tengah mengevaluasi realisasi capaian program jangka panjang atau long term plan (LTP) 1 juta barel minyak per hari (bopd) dan 12.000 juta kaki kubik per hari gas (MMscfd).
SKK Migas memastikan LTP bakal mundur dua tahun ke 2032, lantaran keterlambatan esekusi akibat pandemi sejak awal 2020.
Berdasarkan data teranyar dari SKK Migas per 6 Februari 2024, proyeksi produksi minyak sampai 2030 hanya berada di level 888.000 bopd atau lebih rendah dari target 1 juta bopd.
Sementara itu, proyeksi onstream pada 2024 dan 2025 masing-masing berada di level 597.000 bopd dan 599.000 bopd. Sementara itu, proyeksi produksi gas sampai 2030 berada di level 10.399 MMscfd. Adapun proyeksi produksi gas untuk 2024 dan 2025 masing-masing berada di level 5.544 MMscfd dan 5.799 MMscfd.