Bisnis.com, JAKARTA - Indonesia menjadi pemasok sabun terbesar kedua di Mesir seiring tren konsumsi yang terus meningkat di Negeri Piramida tersebut.
Duta Besar Indonesia untuk Mesir Lutfi Rauf menyebut, ekspor sabun Indonesia telah mendominasi 16,54% pangsa pasar sabun di Mesir. Adapun, nilai ekspor sabun dengan Kode HS 3401201090 ke Mesir pada 2023 tercatat sebesar US$4,48 juta atau Rp71,02 miliar.
Lutfi mengatakan, nilai ekspor sabun Indonesia kode HS tersebut ke Mesir pada tahun lalu telah naik 1.660% dibandingkan nilai ekspor pada 2022 sebesar US$255.000. Selain itu, ekspor sabun dengan kode HS 3401190010 pada 2023 juga mengalami kenaikan sebesar 315%, yaitu mencapai US$54.000 dibandingkan pada 2022 sebesar US$13.000.
"Ini menandakan respons positif dari konsumen di Mesir. Kualitas menjadi faktor utama yang menarik minat konsumen di Mesir," ujar Lutfi dalam keterangannya, dikutip Selasa (2/4/2024).
Kendati menguasai 16,54% pangsa pasar sabun di Mesir, ekspor sabun Indonesia masih kalah dibandingkan Malaysia yang berada di posisi wahid dengan nilai mencapai US$21,57 juta atau setara 79,5% Dari total pangsa pasar sabun di Mesir.
Adapun, negara lainnya yang menjadi pesaing Indonesia untuk produk sabun di Mesir, yakni Jerman dengan nilai ekspor US$523.000 atau 1,93%, Turki sebesar US$512.000 atau 1,89%, dan Tunisia dengan nilai ekspor US$38.000 atau 0,14% dari total pangsa pasar sabun di Mesir.
Baca Juga
Namun, Lutfi memastikan bahwa perwakilan pemerintah Indonesia di Mesir bakal terus memfasilitasi produsen sabun Indonesia untuk menggenjot ekspor mereka.
"Pertumbuhan ekspor yang signifikan membuka peluang besar bagi ekspansi produk sabun Indonesia dalam memperkuat pangsa pasar di Mesir," tuturnya.
Sementara itu, Atase Perdagangan KBRI Kairo Syahran Bhakti membeberkan bahwa tren sabun di pasar Mesir telah menjadi bagian dari gaya hidup baru. Musababnya, sabun kini tidak hanya digunakan untuk kebutuhan rumah tangga, tetapi juga digunakan untuk perawatan kesehatan dan tumbuh, hadiah atau souvenir hingga pewangi rumah.
Menurutnya, bea masuk produk sabun Indonesia ke Mesir yang masih tinggi di atas 40-60% pun tidak mengurungkan minat masyarakat Mesir terhadap produk sabun asal Indonesia.
"Konsumen Mesir tetap menggandrungi sabun Indonesia yang terbuat dari minyak nabati. Hal ini merupakan indikasi peluang pasar yang akan terus berkembang," ujar Syahran.
Adapun, Presiden Direktur United Egypt for Commercial and Industrial Investments Mohamed Khallaf mengaku bahwa korporasinya telah mengimpor produk sabun buatan Indonesia selama 1 dekade terakhir. Setiap tahun, mereka bisa mengimpor sekitar 3.000 - 4.000 ton produk bahan baku sabun berbahan minyak sawit untuk diproduksi menjadi sabun batang yang ekonomis.
"Perusahaan kami masih membidik segmen pasar menengah ke bawah. Hal ini karena perputarannya sangat tinggi dan lebih sensitif terhadap harga,” kata Khallaf.