Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Gara-gara Harga Batu Bara, Produsen Raksasa China Pangkas Capex

Produsen batu bara raksasa China Shenhua Energy memangkas alokasi capex untuk divisi bisnis yang menjalankan produksi dan penjualan emas hitam.
PLTU Wujing di Shanghai, China pada Rabu (24/1/2024). - Bloomberg/Raul Ariano
PLTU Wujing di Shanghai, China pada Rabu (24/1/2024). - Bloomberg/Raul Ariano

Bisnis.com, JAKARTA — China Shenhua Energy Co. berencana memangkas belanja modal untuk unit bisnis batu bara.

Dilansir dari Bloomberg Sabtu (30/3/2024), China Shenhua dilaporkan akan menurunkan capital expenditure (capex) di lini bisnis batu bara. Sebagai gantinya, produsen emas hitam raksasa asal Negeri Panda itu menggenjot pendanaan untuk pembangkit listrik baru dan fasilitas pengolahan kimia.

Secara terperinci, anggaran untuk divisi batu bara yang menjalankan bisnis penjualan dan pertambangan, akan turun dari 18,9 miliar yuan menjadi 9,8 miliar yuan tahun ini. Keputusan itu diambil setelah penurunan harga emas hitam yang berimbas terhadap kinerja laba bersih perseroan.

Bloomberg melaporkan laba bersih China Shenhua turun 11% secara pada 2023 yang sebagian besar disebabkan oleh melemahnya harga batu bara. Sebaliknya, keuntungan dari pembangkit listrik tumbuh 34% secara year-on-year (yoy) 2023.

“Kami melihat harga batu bara spot berada dalam tekanan yang lebih besar,” ujar Chief Financial Officer China Shenhua Song Jinggang.

Adapun, total anggaran capex yang disiapkan oleh China Shenhua mencapai 36,8 miliar yuan pada 2023. Jumlah itu turun dari 42 miliar yuan periode tahun lalu.

Lebih lanjut, pengeluaran untuk pembangkit listrik akan naik 8% menjadi 17 miliar yuan. Dana itu untuk menambah kapasitas pembangkit listrik batu bara sebesar 7 gigawatt (gw).

Berdasarkan data Bloomberg yang dikutip Kamis (28/3), harga batu bara berjangka kontrak April 2024 di ICE Newcastle pada perdagangan Rabu (27/3) menguat 2,02% atau 2,60 poin ke level 131,10 per metrik ton. 

Kemudian, kontrak pengiriman untuk Mei 2024 juga mengalami kenaikan sebesar 2,28% atau 2,95 poin ke level US$132,10 per metrik ton. 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper