Bisnis.com, JAKARTA — Genap berusia setengah abad, Hotel Grand Sahid Jaya Jakarta lolos sejumlah krisis sejak diresmikan Presiden Soeharto, 23 Maret 1974 lalu.
President Director of Sahid Hotels & Resorts Hariyadi Sukamdani mengatakan usia 50 tahun menjadi tongak tersendiri bagi Hotel Grand Sahid Jaya Jakarta untuk tampil lebih segar setelahnya.
“Selama 50 tahun ini kita betul-betul dinamika ekonomi ya. Kita pernah ketemu tahun 1974 itu Malari kita ketemu krisis 80-an pada waktu itu devaluasi rupiah terhadap dolar cukup besar,” kata Hariyadi saat ditemui selepas acara ulang tahun Hotel Grand Sahid Jaya di Jakarta, Sabtu (23/3/2024).
Mula-mulanya, Hotel Grand Sahid Jaya dibangun untuk menyambut acara konferensi pariwisata tingkat pasifik atau The Pacific Asia Travel Association (PATA).
Menurut Hariyadi, momentum PATA itu menjadi suatu kebetulan dalam rencana pembangunan hotel yang saat ini telah menjadi ikon tersendiri di Jakarta.
Menjelang akhir 2000-an, Hariyadi menambahkan, Sahid mesti berhadapan dengan krisis ekonomi dan politik 1998. Sepuluh tahun kemudian, hotel ini mesti diuji krisis ekonomi 2008.
Baca Juga
“Lalu terakhir Covid-19 perjalanan selama 50 tahun ini kita syukuri hotel ini tetap survive, sekarang kita juga mulai meremahakan renovasi secara bertahap semua kamar kita dan public space kita,” kata dia.
Dia merefleksikan usia 50 tahun bagi Grand Sahid Jaya Jakarta adalah momentum untuk menaikan Earnings Before Interest, Taxes, Depreciation, and Amortization (EBITDA).
Dengan nilai aset properti usia 50 tahun, dia berpendapat, mestinya EBITDA Sahid tumbuh signifikan. Dia berharap sejumlah renovasi yang saat ini tengah dikerjakan sampai 2025 mendatang dapat mengerek pertumbuhan pendapatan hingga 15% setiap tahunnya.
“Dengan jumlah aset yang ada itu masih ketinggalan sama nilai asetnya sekarang ini, kita lagi upayakan EBITDA-nya naik bisa besar karena kalau nilai asetnya tinggi EBITDA-nya kecil kan tidak bagus,” kata dia.