Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pemerintah Dinilai Perlu Fleksibel Negosiasi dengan Eni di Proyek IDD

Pemerintah dinilai perlu lebih fleksibel dalam negosiasi dengan Eni ihwal pengembangan Blok Indonesia Deepwater Development atau IDD.
Ilustrasi kilang lepas pantai./Bloomberg-Tim Rue
Ilustrasi kilang lepas pantai./Bloomberg-Tim Rue

Bisnis.com, JAKARTA — Ekonom Energi sekaligus pendiri ReforMiner Institute Pri Agung Rakhmanto menyarankan pemerintah lebih fleksibel dalam negosiasi dengan Eni ihwal pengembangan Blok Indonesia Deepwater Development atau IDD. 

Adapun, Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) tengah memfinalisasi revisi rencana pengembangan atau plan of development (PoD) Blok IDD Southern Hub, Gendalo-Gandang. Revisi rencana pengembangan bagian selatan proyek laut dalam itu ditargetkan rampung bulan depan. 

“Pemerintah jangan terlalu mikro melihatnya, nanti dilihat lagi cost-nya berapa dipelototin habis-habisan nanti ngulang lagi dari awal, kita win-win saja apa yang dimau investor itu,” kata Pri saat dihubungi, Kamis (21/3/2024). 

Rencananya, sisi selatan Blok IDD bakal disambungkan dengan fasilitas floating production unit (FPU) Jangkrik milik Eni.  

Adapun, skema kontrak kerja sama yang dipilih bakal tetap menggunakan rezim cost recovery untuk bagian selatan. 

Di sisi lain, untuk sisi pengembangan Blok IDD bagian utara atau Northern Hub meliputi Gehem-Geng North masih dalam tahap pra desain dan rekayasa atau front-end engineering and design (FEED). 

Dalam tahap ini, SKK Migas bersama dengan Eni masih membahas skenario pengembangan paling optimal untuk Gehem-Geng North yang berada di sisi utara lepas pantai Kalimantan Timur. 

SKK Migas memperkirakan Eni mesti membangun fasilitas FPU baru untuk mengakomodasi rencana pengembangan pada portofolio mereka di sisi utara hamparan Kutai Basin tersebut. 

Pri mengatakan, pemerintah mesti lebih mengakomodasi Eni untuk mengesekusi rencana pengembangan proyek dengan nilai investasi saat ini diperkirakan tembus US$6,98 miliar atau setara dengan Rp104,61 triliun (asumsi kurs Rp14.988 per dolar AS). 

“Mestinya win-win karena bukan kita yang investasi, industri juga perlu insentif untuk melakukan kegiatan ekonominya,” kata Pri. 

Deputi Eksplorasi, Pengembangan dan Manajemen Wilayah Kerja SKK Migas Benny Lubiantara mengatakan, persetujuan paling telat untuk rencana pengembangan sisi selatan Blok IDD diteken pada Mei 2024. 

“PoD Gendalo Gandang sudah dibahas semua aspek, saat ini sedang tahap finalisasi,” kata Benny saat dihubungi, Kamis (12/3/2024). 

SKK Migas melaporkan cadangan gas IDD mencapai sekitar 2,67 triliun kaki kubik (Tcf) dan 66 juta barel minyak (MMbbls). Sementara itu, gas inplace Geng North belakangan diproyeksikan mencapai 5,3 Tcf dengan kandungan kondensat mencapai 400.000 Mbbls. 

Plateu produksi Southern Hub direncanakan di level 0,7 BCFD dan Northern Hub 1 BCFD. Sampai saat ini, rencana onstream proyek IDD garapan Eni ditargetkan pada 2027. 

“PoD Geng North dan Gehem sedang berjalan Pre-Feed yaitu konsep pemilihan skenario pengembangan lapangan yang paling optimal, begitu selesai langsung diskusi detil PoD-nya,” kata Benny. 

Proyek IDD yang berlokasi di Cekungan Kutai, Kalimantan Timur ini merupakan proyek pengembangan lima lapangan gas di laut dalam di kedalaman antara 975 meter sampai dengan 1.785 meter yang dilakukan secara terintegrasi untuk memenuhi kebutuhan gas pasar domestik dan Kilang LNG Bontang. 

Dengan biaya investasi yang diperkirakan mencapai US$6,98 miliar, pengembangan proyek IDD dilakukan dengan dua tahapan pekerjaan, yaitu pengembangan Lapangan Bangka dengan 2 sumur yang dihubungkan ke fasilitas terapung West Seno (FPU) pada tahap I, serta pengembangan Gendalo Gehem (G-G) pada tahap II, yaitu pengembangan Lapangan Gehem, Gandang, Gendalo dan Maha dengan 26 sumur ke 2 unit FPU baru. 

Dari lapangan-lapangan yang ada, hanya Lapangan Bangka saja yang telah diproduksikan secara komersial pada 17 Agustus 2016 silam. 

Sejauh ini, Chevron telah merevisi PoD proyek IDD karena adanya kenaikan nilai investasi dari US$6,9 miliar pada 2007 menjadi US$12 miliar pada 2014. Pada proposal terakhir yang diajukan akhir 2015, nilai investasinya US$9 miliar dengan asumsi kredit investasi di atas 100%. 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper