Bisnis.com, JAKARTA — Moratorium Organisasi Perdagangan Dunia (World Trade Organization/WTO) terhadap bea cukai atas transmisi digital mendapatkan penangguhan di menit-menit terakhir.
Konferensi '13th Ministerial Conference' yang seharusnya berakhir pada 29 Februari 2024 telah diperpanjang satu hari. Hal ini dikarenakan diskusi yang berlangsung alot hingga Kamis tengah malam (29/2/2024).
Kemudian pada jam-jam terakhir, muncullah kesepakatan untuk memperpanjang moratorium hingga pertemuan menteri selanjutnya dalam 2 tahun, tetapi dengan masa berlaku yang sulit sehingga membutuhkan negosiasi yang lebih ekstensif pada saat itu.
Ulasan tentang aturan bea barang digital yang kembali diperpanjang sebagai hasil dari pertemuan alot di Organisasi Perdagangan Dunia menjadi salah satu pilihan Bisnisindonesia.id, selain beragam kabar ekonomi dan bisnis yang dikemas secara mendalam dan analitik tersaji dari meja redaksi Bisnisindonesia.id.
Berikut intisari dari top 5 News Bisnisindonesia.id yang menjadi pilihan editor, Senin (4/3/2024):
Dekade Bersejarah Tol Trans Sumatera Pacu Ekonomi Suwarnadwipa
Bagi warga Sumatra, keberadaan Jalan Tol Trans Sumatera buatan BUMN infrastruktur dan pengelola tol PT Hutama Karya (Persero) memberi gairah tersendiri bagi perekonomian daerah yang dilintasi jalan bebas hambatan tersebut.
Proyek ini perlahan mulai membuka pelbagai peluang usaha bagi masyarakat khususnya di Pulau Emas alias Suwarnadwipa.
Lembaga pembiayaan PT Sarana Multi Infrastruktur, misalnya, mengkalkulasikan dampak ganda alias multiplier effect atas keberadaan Jalan Tol Trans Sumatera terhadap output perekonomian pada 2021 mencapai Rp768 triliun.
Di samping itu, dampak output per tahun atas adanya infrastruktur ini setara dengan 2,2 persen produk domestik regional bruto (PDRB) di Sumatra. Serta mampu menyerap 2,4 persen tenaga kerja di Sumatra tiap tahunnya.
Selain mempermudah mobilitas masyarakat, proyek strategis nasional era Presiden Joko Widodo ini cukup berkontribusi pada kelancaran arus logistik maupun perjalanan ke destinasi wisata lintas daerah.
Gagal! Moratorium Bea Barang Digital Lanjut 2 Tahun
Kendati diskusi agar moratorium bea barang digital ini berjalan alot, aturan ini kembali diperpanjang sebagai hasil dari pertemuan alot di Organisasi Perdagangan Dunia. Tak sesuai dengan ekspektasi Indonesia.
Sebagai catatan, hanya sedikit pakar perdagangan yang mengetahui seperti apa penerapan tarif digital dalam praktiknya. Hal ini karena moratorium diluncurkan pada 1998, untuk mendorong pertumbuhan internet yang masih baru.
“[Namun bea masuk seperti itu akan] mempersulit perusahaan-perusahaan yang bergantung pada data dan layanan digital, yang pada dasarnya merupakan semua perusahaan di zaman sekarang ini,” jelas kepala kebijakan perdagangan di Dewan Industri Teknologi Informasi, sebuah kelompok industri di Wanshington, Naomi Wilson.
Sejauh ini, hanya Indonesia yang memiliki peraturan untuk memperbolehkan pengenaan bea masuk atas barang-barang digital. Tarif Indonesia untuk transmisi adalah nol, sejalan dengan moratorium.
Namun, Indonesia mengatakan bahwa seiring banyaknya impor yang beralih ke pengiriman digital, negara telah kehilangan pendapatan tarif sebesar US$56 miliar antara tahun 2017 dan 2020, atau sekitar Rp879 triliun.
Indonesia juga menambahkan bahwa bea masuk digital akan membantu pengembang perangkat lunak dan penyedia konten lokal menjadi lebih baik, untuk bersaing dengan raksasa teknologi global.
Adu Kuat Harga Batu Bara vs CPO Tersengat Katalis dari India hingga Sanksi AS
Komoditas batu bara hingga CPO menunjukkan sinyal penguatan setelah sejumah katalis dari India hingga penerapan sanksi Amerika Serikat (AS) terhadap produsen batu bara di Rusia.
Harga komoditas batu bara mencatatkan penguatan dalam sepekan hingga 9%. Sedangkan crude palm oil (CPO), meskpun ditutup melemah, harga CPO juga mencatatkan penguatan menjelang konferensi industri besar di Malaysia pada minggu depan.
Berdasarkan data Bloomberg yang dikutip Sabtu (2/3/2024), harga batu bara berjangka kontrak Maret 2024 di ICE Newcastle pada perdagangan Jumat (1/3) mencatatkan penguatan sebesar 0,76% atau 1 poin ke level 132 per metrik ton. Dalam sepekan kontrak ini telah menguat 5,39%.
Kemudian, kontrak pengiriman untuk April 2024 yang memiliki volume terbanyak, juga menguat sebesar 2,84% atau 3,75 poin ke level 136 per metrik ton, menguat sebesar 9,02%. Mengutip CoalMint, Kementerian Persatuan Batu Bara India pada Kamis (29/2/2024) meluncurkan rencana dan kebijakan logistik batu bara.
Eksis Sejak 1989, Industri Kimia Organik Mendulang Devisa
Industri kimia dasar organik punya peran strategis bagi perekonomian nasional. Selain menopang perkembangan banyak industri lain, keberadaannya penting untuk mendulang devisa. Enam pabrik telah diresmikan oleh Presiden Soeharto 34 tahun silam.
Industri kimia organik menghasilkan produk kimia dengan sumber bahan baku yang berasal dari organisme hidup. Bisa tumbuhan atau hewan. Industri kimia organik memanfaatkan hasil pertanian sebagai bahan bakunya.
Eksisten industri kimia dasar organik di Indonesia diresmikan oleh Presiden Soeharto pada akhir Pelita IV. Pembangunan industri ini adalah bagian dari strategi pengembangan industri dalam Repelita IV memang diarahkan untuk transformasi industri. Salah satunya adalah di bidang pertanian.
Ada enam pabrik kimia dasar organik yang diresmikan di Karanganyar, Jawa Tengah, Kamis (20/7/1989). Keenam pabrik itu mencakup pabrik ethanol milik PT Indo Acidatama Chemical Industri, pabrik bahan kimia untuk kertas milik PT Hercules Mas Indonesia, dan pabrik arang aktif milik PT Barito Murni Sakti.
Adapun tiga pabrik lainnya menghasilkan monosodium glutamat alias bumbu masak dan asam glutamat, yakni PT Palur Raya, PT Sasa Inti, dan PT Miwon Indonesia.
Enam proyek pabrik kimia organik ini merupakan bagian dari 18 proyek baru industri kimia dasar yang diresmikan Presiden Soeharto pada 1989. Secara keseluruhan, proyek baru ini menyedot investasi senilai Rp570,2 miliar. Berbagai proyek industri hulu tersebut juga mampu menyerap 2.700 tenaga kerja.
Tantangan Besar Daya Beli Pangan
Gejolak harga pangan tidak hanya menimpa komoditas beras. Kebutuhan pokok lain seperti cabai, gula, daging ayam, daging sapi dan lainnya, bergerak naik menyambut Ramadan yang akan dimulai pada pekan depan.
Mengutip Survei Konsumen Bank Indonesia pada Januari 2024, konsumsi masyarakat kelompok pengeluaran di atas Rp5 juta, turun dalam 3 bulan terakhir dengan porsi 66,1% terhadap pendapatan. Jumlah itu lebih rendah dibandingkan dengan posisi Desember 2023 sebesar 71,2% dan November 2023 sebesar 72,6%.
Sementara itu, konsumsi kelompok pengeluaran antara Rp4,1 juta—Rp5 juta untuk periode Januari 2024 tercatat 71,3% atau lebih rendah dibandingkan dengan posisi November 2023 sebesar 72,2%.
Geliat konsumsi yang terlihat naik hanya terjadi di kelompok pendapatan Rp1 juta—Rp2 juta dengan porsi 77,8% atau lebih tinggi dari November 2023 dan Desember 2023 yang masing-masing 75,8% dan 75.2%.
Hasil survei BI tersebut dapat mengindikasikan dua hal, pertama, harga bahan konsumsi yang naik sehingga meningkatkan porsi pengeluaran masyarakat. Atau, kedua, masyarakat memilih menahan melakukan pembelian ketika bahan konsumsi naik.