Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Harga Beras Indonesia Lebih Mahal Dibandingkan Singapura, Alasannya Melindungi Petani

Pemerintah mengungkapkan kebijakan pangan Singapura berupaya sebisa mungkin harga beras murah, tetapi Indonesia berusaha agar harga seimbang juga bagi petani.
Presiden Jokowi saat meninjau ketersediaan stok beras di Pasar Induk Cipinang, Jakarta, Kamis (15/2/2024) - Dok. BPMI Setpres
Presiden Jokowi saat meninjau ketersediaan stok beras di Pasar Induk Cipinang, Jakarta, Kamis (15/2/2024) - Dok. BPMI Setpres

Bisnis.com, JAKARTA - Pemerintah menilai persoalan harga beras di Indonesia jauh lebih mahal dibandingkan Singapura, karena dituntut strategi melindungi harga di tingkat produsen.

Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian ungkap alasan harga beras di Indonesia lebih mahal dibandingkan Singapura. 

Dia mengatakan, Indonesia merupakan produsen beras, sehingga pemerintah perlu mencari keseimbangan untuk menjaga harga, baik di tingkat produsen maupun konsumen.

“Beda mungkin sebagai perbandingan seperti Singapura. Singapura adalah negara yang bukan produsen tapi negara konsumsi. Dia nggak punya pangan, nggak menghasilkan pangan apapun, semuanya impor, jadi strateginya beda,” kata Tito dalam Rapat Koordinasi Pengamanan Pasokan dan Harga Pangan Jelang Puasa dan Idulfitri, Senin (4/3/2024).

Di Singapura, lanjut Tito, pemerintah berupaya agar harga pangan di negaranya mudah dijangkau oleh masyarakat sehingga harga pangan di 'Negeri Singa' itu lebih murah dibandingkan Indonesia.

Sementara strategi tersebut tidak dapat diterapkan di Indonesia. Pasalnya, kata dia, hal tersebut dapat merugikan petani dan produsen pangan lainnya. Sebaliknya, jika harga dibiarkan terlalu tinggi, kondisi tersebut dapat membuat masyarakat menjerit.

“Oleh karena itu kita harus mem-balance angka inflasi kita terkendali, menyenangkan kedua-duanya, tersenyum kedua-duanya,” ujarnya. 

Sebagaimana diketahui, harga beras dalam negeri masih tinggi. Pusat Informasi Harga Pangan Strategis (PIHPS) Nasional, Senin (4/3/2024) melaporkan, harga beras secara rata-rata nasional bergerak naik menjauhi harga eceran tertinggi yang ditetapkan pemerintah yakni Rp13.900-Rp14.800 per kilogram untuk beras premium dan Rp10.900-Rp11.800 per kilogram untuk beras medium.

Harga beras kualitas bawah I naik 1,38% menjadi Rp14.700 per kilogram, beras kualitas bawah II naik 1,05% menjadi Rp14.450 per kilogram. Harga beras kualitas medium I naik 1,27% menjadi Rp16.000 per kilogram dan beras kualitas medium II naik tipis 0,96% menjadi Rp15.750 per kilogram.

Lalu, harga beras kualitas super I naik menjadi Rp17.300 per kilogram dan kualitas super II menjadi Rp16.750 per kilogram.

Sementara itu, Global Product Prices per Januari 2024 mencatat harga beras di Indonesia tembus Rp18.000 per kilogram. Jumlah tersebut sedikit lebih tinggi dibandingkan harga beras di Singapura.

Global Product Prices dalam laporannya mencatat, harga beras di Negeri Singa ini secara rata-rata dipatok sebesar SGD1.500 per kilogram atau setara US$1,11 per kilogram (Rp17.461 per kilogram). 

Sebagai catatan, harga beras yang tertera merupakan beras putih bulir panjang ukuran 1 kilogram.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Ni Luh Anggela
Editor : Kahfi
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper