Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ini Jurus Pemerintah Jaga Stok dan Harga Pangan Jelang Ramadan-Idulfitri

Pemerintah telah menyiapkan strategi untuk menjaga pasokan dan harga pangan saat Ramadan dan Idulfitri 2024.
Pedagang menata barang dagangannya di salah satu pasar di Jakarta, Senin (18/2023). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Pedagang menata barang dagangannya di salah satu pasar di Jakarta, Senin (18/2023). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA - Pemerintah menyiapkan sejumlah upaya untuk menjaga pasokan dan harga pangan saat Ramadan dan Idulfitri 2024.

Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian mengatakan, sejumlah komoditas pangan berpeluang mengalami lonjakan permintaan saat Ramadan seperti beras, cabai, minyak goreng, telur dan ayam ras. Deretan komoditas pangan tersebut diakui masih mengalami kenaikan harga di banyak daerah sampai dengan pekan terakhir di Februari 2024.

Oleh karena itu, dia menginstruksi agar pemerintah daerah (Pemda) terus melakukan pemantauan harga dan stok bahan pokok tersebut.

"Harga dipantau di pasar-pasar, stok juga dicek di Bulog maupun di gudang-gudang desa agar kita paham betul perkembangan harga dan dinamika stok yang ada," ujar Tito dalam rapat koordinasi pengamanan stok dan harga pangan jelang Ramadan, Senin (4/3/2024).

Tito juga meminta agar Pemda terus melakukan rapat teknis dengan tim pengendali inflasi daerah besarta Bulog, BPS dan asosiasi Pengusaha. Selain itu, pengamanan pasokan bahan pokok seperti beras, minyak goreng, telur perlu dipastikan untuk menghadapi permintaan yang naik saat Ramadan dan Idulfitri.

Adapun untuk cabai, Tito menekankan agar gerakan penanaman cabai terus digencarkan. Dia optimistis apabila program penanaman cabai dikerjakan semua daerah maka pasokan cabai akan melimpah.

"Ada 104 daerah mengerjakan ini [penanaman cabai], ada juga yang cuek-cuek aja Dan mengandalkan apa yang terjadi mekanisme pasar, akhirnya masyarakat yang teriak [harga cabai mahal," tuturnya.

Pemda juga didorong untuk melaksanakan operasi pasar murah bekerja sama dengan Badan Pangan Nasional maupun Bulog. Kendati begitu, Tito mengingatkan bahwa daerah perlu menggelar operasi pasar dengan anggaran daerah yang tersedia untuk menggelar operasi pasar murah. Menurutnya, sudah ada 161 daerah yang melaksanakan upaya ini.

Lebih lanjut, Tito meminta para pelaku usaha di pasar dan distributor agar tidak menahan barang kebutuhan pokok. Musababnya, tindakan menahan stok berisiko pada lonjakan harga hingga kelangkaan.

"Ini mohon maaf dan segala hormat dalam situasi seperti ini kita tentu berharap rekan-rekan pengusaha untung, tapi kalau ada barang yang ditahan, atau menyimpan distribusikan enggak jalan, dan begitu langka harga naik masyarakat yang kasihan," ucap Tito.

Mantan Kapolri itu juga mengingatkan agar daerah sentra produksi pangan yang mengalami surplus segera memasok ke daerah yang defisit. Mulai dari cabai hingga beras. Daerah, kata Tito, memiliki kapasitas untuk memberikan bantuan transportasi logistik barang kebutuhan pokok agar harga tetap stabil menggunakan APBD.

"Kalau ini dikerjakan, masalah yang ada di lapangan bisa ditelusuri," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Dwi Rachmawati
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper