Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

BI Wanti-wanti, Inflasi Pangan Jangan Sampai Lebih dari 5%

Bank Indonesia (BI) mewanti-wanti kinerja inflasi pangan tak boleh naik lebih dari 5%. Apa alasannya?
Pedagang menata barang dagangannya di salah satu pasar di Jakarta, Senin (18/2023). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Pedagang menata barang dagangannya di salah satu pasar di Jakarta, Senin (18/2023). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA – Bank Indonesia (BI) mewanti-wanti kinerja inflasi volatile food atau harga bergejolak, yakni bahan pangan, agar tak lebih dari 5%.  

Kepala Departemen Regional BI Anef Hartawan menyampaikan menjadi hal yang penting bagi pemerintah bersama Tim pengendali inflasi pusat (TPIP) dan tim pengendali inflasi daerah (TPID) dalam menjaga harga pangan. 

Anef menjelaskan bahwa pemerintah perlu menjaga harga pangan karena saat ini inflasi volatile food telah melebihi kenaikan upah pegawai. 

Secara historis sejak 2020-2023, rata-rata inflasi bahan pangan sebesar 5,2%. Membandingkan dengan gaji pegawai ASN yang naik rata-rata 6,5% sepanjang 2019-2024 dan UMR buruh bahkan naik tak lebih dari 5%, hal ini berpotensi menggerus daya beli masyarakat.  

“Jangan sampai kenaikan harga pangan menggerogoti penghasilan mereka. Bagian volatile food ini bahan kebutuhan pokok yang dikonsumsi hampir setiap hari,” dalam Rapat Koordinasi Pengamanan Pasokan dan Harga Pangan Jelang Puasa dan Idulfitri 2024, Senin (4/3/2024).  

Terlebih, pemerintah menargetkan inflasi pada 2024 berada pada rentang 1,5% hingga 3,5%. Sementara pangan dalam kue inflasi memiliki bobot yang cukup besar, yakni 33,7% terhadap inflasi total. 

Saat ini pun, inflasi pangan cenderung masih meningkat. Anef melihat kondisi ini akibat masalah produksi dan pasokan. Per Februari 2024, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat tekanan inflasi komponen harga bergejolak memberikan andil inflasi terbesar. 

Komoditas yang dominan memberikan andil inflasi adalah beras, cabai merah, daging ayam ras, tomat, bawang putih, dan telur ayam ras.

Inflasi harga pangan dalam tiga bulan terakhir terpantau melonjak. Pada Januari 2024 berada di angka 7,22% secara tahunan (year-on-year/yoy) yang kemudian naik menjadi sebesar 8,47% pada Februari 2024. 

Menghadapi Hari Besar Keagamaan dan Nasional (HBKN) Ramadan dan Idulfitri, BI bersama pemerintah dan TPIP-TPID terus berupaya melakukan stabilisasi harga pangan, utamanya pada lima komoditas utama, yakni beras, cabai rawit, cabai merah, daging ayam ras, dan telur ayam ras. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper