Bisnis.com, JAKARTA - Tingkat hunian hotel atau okupansi hotel pada libur hari raya Idulfitri diperkirakan di atas 70%, seiring pemulihan industri perhotelan pasca pandemi Covid-19.
Adyatama Kepariwisataan dan Ekonomi Kreatif Ahli Utama Nia Niscaya mengutip data Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) menyebut, okupansi hotel selama libur Lebaran akan meningkat untuk kota tujuan favorit sedangkan di wilayah Jakarta diprediksi stagnan lantaran masyarakat lebih memilih untuk berlibur di luar Jakarta.
“Berkaca dari okupansi jelang Lebaran 2023, PHRI mencatat okupansi di hotel kota tujuan favorit sudah lebih dari 70%,” kata Nia dalam konferensi pers di Kantor Kemenparekraf, Senin (4/3/2024).
Adapun di 2023, Yogyakarta, Malang, dan Cirebon menjadi beberapa kota favorit yang paling banyak dikunjungi pemudik selama Lebaran 2023. Sementara di wilayah Jakarta, PHRI mencatat tidak ada kenaikan.
Untuk itu, dia menyarankan para pengusaha untuk mengambil langkah-langkah guna menarik minat masyarakat, misalnya dengan fleksibilitas harga atau program-program menarik lainnya.
Di sisi lain, Kementerian Perhubungan (Kemenhub) memperkirakan jumlah pemudik pada Lebaran 2024 mencapai 200 juta orang atau meningkat sekitar 6% dibandingkan tahun lalu yang tercatat sebanyak 108 juta orang.
Baca Juga
Oleh karena itu, Kemenparekraf mengimbau para pelaku usaha di sektor pariwisata untuk mengecek kembali hal-hal yang berkaitan dengan faktor keselamatan atau sesuai CHSE (Cleanliness, Health, Safety, and Environmental sustainabilty).
“Kembali faktor keselamatan itu betul-betul yang utama dan tentu kita akan komunikasikan di dalam medsos kita,” ujarnya.
Sementara itu, pihaknya belum dapat membeberkan target pergerakan wisatawan nusantara (wisnus) selama Lebaran 2024.
Kendati begitu, Kemenparekraf optimistis libur Lebaran 2024 akan memberikan dampak positif terhadap target pergerakan wisnus di 1,2-1,4 miliar di 2024.
“Saya bisa katakan itu peak, itu bisa saya jamin,” ungkapnya.