Bisnis.com, JAKARTA – Kementerian Perhubungan (Kemenhub) angkat bicara terkait kondisi perekonomian Jepang yang tengah mengalami resesi dan risiko dampaknya terhadap pengerjaan proyek-proyek yang tengah digarap di Indonesia.
Juru Bicara Kemenhub, Adita Irawati, mengatakan, resesi ekonomi Jepang tidak akan menimbulkan dampak terhadap kelanjutan proyek-proyek infrastruktur transportasi yang tengah dikerjakan di Indonesia.
Adita menjelaskan, seluruh kerja sama antara Indonesia dan Jepang telah diikat dalam beragam skema baik secara teknis maupun pendanaan. Skema-skema tersebut pun dituangkan dalam dokumen legal yang telah disepakati bersama dan ditandatangani kedua pihak.
Dia melanjutkan, kedua pihak akan merujuk pada kesepakatan tersebut dalam pelaksanaan proyek. Hal ini merupakan bagian dari komitmen pihak-pihak yang terlibat dalam penggarapan sebuah proyek.
“Semua proyek transportasi [Indonesia dan Jepang] selama sudah dituangkan dalam kerja sama, pasti akan merujuk ke dokumen tersebut,” kata Adita saat dikonfirmasi, Rabu (21/2/2024).
Sebelumnya, Menteri Perhubungan (Menhub), Budi Karya Sumadi, dalam pertemuannya dengan Duta Besar (Dubes) Jepang yang baru untuk Indonesia, Yasushi Masaki, berharap kerja sama antara Indonesia dan Jepang di berbagai bidang, khususnya di sektor transportasi, dapat semakin diperkuat dan diperluas.
Baca Juga
Budi Karya menjelaskan, dirinya telah bertemu dengan Wakil Menteri Ministry of Land, Infrastructure, Transport and Tourism (MLIT) Jepang pada Januari lalu.
Dalam pertemuan tersebut telah dilakukan penandatanganan Memorandum of Cooperation yang menegaskan kembali komitmen kedua negara untuk meningkatkan kerja sama di bidang transportasi.
Selain itu, Budi Karya juga menyampaikan sejumlah proyek kerja sama kedua negara yang menjadi perhatian khusus yaitu proyek MRT Jakarta East - West, Pelabuhan Patimban, dan Proving Ground.
Terkait MRT Jakarta East – West Line atau fase 3, proyek tersebut mendapat perhatian khusus dari Presiden RI Joko Widodo (Jokowi). Budi Karya menyebut, proyek itu ditargetkan dapat dilakukan penandatanganan Loan Agreement pada Maret 2024 dan kontrak konstruksi pada awal tahun 2026.
“Saya mengapresiasi pihak Jepang yang sepakat untuk melakukan groundbreaking MRT East – West pada bulan Agustus. Itu berarti, saya dan Bapak Presiden berkesempatan untuk menyaksikan momen tersebut,” kata Budi Karya dalam keterangan resminya, dikutip Rabu (21/2/2024).
Budi Karya juga berharap agar pemerintah Jepang dapat berkomitmen penuh dalam proyek-proyek infrastruktur transportasi di Indonesia, di antaranya terkait Pelabuhan Patimban dan Bekasi Proving Ground. Khusus untuk Pelabuhan Patimban, Indonesia berharap peran serta pihak Jepang dalam pengembangan backup area.
Dia menambahkan, dirinya akan berkunjung ke Tokyo untuk melakukan pertemuan dengan pemerintah Jepang dan beberapa investor potensial pada April 2024 mendatang. Kunjungan Budi Karya pada April mendatang tersebut berkaitan pengembangan Transit Oriented Development (TOD) di sepanjang jalur MRT North - South dan East - West.
Menhub Budi menuturkan, Kemenhub dan MRT Jakarta sedang berkoordinasi dengan MLIT dan JICA untuk mempersiapkan business forum tersebut.
Sementara itu, Yasushi Masaki menyambut baik kerja sama antara Indonesia dan Jepang di bidang transportasi, khususnya terkait proyek MRT dan Pelabuhan Patimban. Menurutnya, kerja sama ini sangat penting bagi kedua negara.
“Mengenai proyek Patimban, saya sangat berterima kasih karena perusahaan Jepang diprioritaskan. Saya akan mengajak perusahaan-perusahaan Jepang untuk mengikuti prosedur yang berlaku agar proyek ini bisa diwujudkan,” kata Masaki.