Sebelumnya, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Basuki Hadimuljono mengungkapkan Jepang menjadi salah satu negara yang telah menunjukkan minat untuk investasi pada salah satu proyek bendungan dan PLTA di Timika, Papua.
Namun, Basuki belum dapat memberikan nilai investasi yang akan diperoleh dari negara tersebut, sebab saat ini masih dalam proses studi kelayakan atau feasibility study (FS).
"Dari Jepang, nilainya belum tahu, mereka lagi melakukan FS-nya, tapi masih persetujuan untuk FS. Ya ini di tahun ini FS-nya selesai," ujarnya.
Adapun, berdasarkan data Direktorat Jenderal Pembiayaan Infrastruktur Kementerian PUPR, pihaknya tengah menyiapkan lelang proyek bendungan dan PLTA di Papua dengan nilai investasi mencapai Rp18,39 triliun. Nantinya, bendungan tersebut dapat menghasilkan energi listrik sebesar 639 megawatt (MW).
Listrik yang dihasilkan dari bendungan tersebut akan digunakan untuk memasok wilayah kerja PT Freeport Indonesia.
"Sekarang lagi di proses yang di Freeport yang ada di Timika. Itu sedang di proses oleh Dirjen Pembiayaan untuk bisa mereka berinvestasi di PLTA di sana dengan bendungan," ujarnya.
Baca Juga
Pada tahun ini Kementerian PUPR tengah menyusun studi kelayakan atau feasibility study terhadap proyek tersebut. Targetnya, proyek bendungan dan PLTA itu akan memasuki tahap prakualifikasi pada kuartal IV/2025.