Bisnis.com, JAKARTA — Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) meminta PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) atau PLN untuk melakukan studi pengembangan pabrik hidrogen hijau berdekatan dengan Sungai Memberamo, Papua.
Direktur Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian ESDM Jisman Hutajulu mengatakan investor Jepang belakangan tertarik untuk berinvestasi pada rencana pengembangan pembangkit listrik tenaga air (PLTA) Memberamo.
Dia berharap rencana investasi Jepang itu diikuti dengan studi-studi komprehensif pembangunan industri yang lebih hilir untuk menyerap setrum dari sungai Memberamo tersebut.
“Pihak Jepang sudah menginginkan asal harga listriknya mungkin di sekitar ya kalau saya sebut sekitar 4 sen masih bisa diserap untuk harga hidrogennya,” kata Jisman saat peresmian Hydrogen Refuelling Station (HRS) di Senayan, Jakarta, (21/2/2024).
Peresmian itu dihadiri Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo beserta dengan pejabat teras PLN dan jajaran direksi anak usaha perusahaan setrum pelat merah tersebut.
Seperti diketahui, Indonesia memiliki lebih dari 4.400 sungai potensial, dan 128 di antaranya adalah sungai besar. Adapun, sungai Mamberamo di Papua memiliki potensi setrum mencapai 24.000 megawatt (MW).
Baca Juga
Belakangan, Kementerian ESDM memetakan rencana pembangunan pabrik hidrogen hijau di sekitar kawasan Memberamo 1 (5.695 MW), Memberamo 2 (933 MW) dan Edi Valen (630 MW).
“Segera dimanfaatkan dan salah satunya adalah untuk hidrogen dan amonia, dibuat studinya gitu ya, seperti apa, apakah sebagian besar nanti diekspor,” tutur Jisman.
Direktur Utama PLN Indonesia Power Edwin Nugraha Putra mengatakan kebutuhan investasi untuk pembangunan pabrik hidrogen sebagai pembeli listrik dari PLTA Memberamo nantinya terbilang besar.
Edwin mengatakan, perseroannya bakal menjajaki kerja sama strategis dengan mitra potensial untuk mengakali kebutuhan investasi yang masif tersebut selepas arahan dari kementerian untuk segera mengembangkan potensi sumber daya setrum air dari Sungai Memberamo saat ini.
“Kita undang para investor, kan kebutuhan hidrogen ini besar di dunia mungkin bisa ekspor ke Jepang misalnya begitu jika ada industri yang siap bangun pabriknya di sana dengan PLTA di sana,” kata Edwin saat ditemui di Jakarta, Rabu (21/2/2024).
Menurut Edwin, potensi sumber daya listrik dari sungai Memberamo terbilang besar. Dia mengatakan perlu industri-industri turunan anyar lainnya untuk menyerap potensi listrik tersebut mendatang.
“Kemungkinannya kita buka pabrik hidrogen di sana, jadi air yang ada di sana bisa kita pakai,” tuturnya.