Bisnis.com, JAKARTA – Calon presiden (capres) nomor urut Prabowo Subianto yang unggul dalam hitung cepat atau Quick Count Pemilu 2024. Selain mendapat kekuasaan menduduki kursi RI 1, Prabowo juga akan menerima warisan utang yang menggunung dari Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Ekonom memperkirakan total utang yang terkumpul hingga akhir kepemimpinan Jokowi nanti pada penghujung 2024 nilainya tak tanggung-tanggung, yakni berpotensi mencapai Rp9.000 triliun.
Hingga Desember 2023, Kementerian Keuangan (Kemenkeu) mencatat posisi utang pemerintah telah menembus Rp8.144,69 triliun. Rasio utang terhadap produk domestik bruto (PDB) berada di angka 38,59%, di mana batas aman rasio utang di level 60%.
Sementara pada 2014, sebelum Jokowi menduduki kursi RI 1, posisi utang pemerintah yang ditinggalkan oleh Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) di angka Rp2.609 triliun.
Artinya mantan Walikota Solo tersebut telah memupuk utang sekitar Rp5.535 triliun dalam dua periode pemerintahan atau tepatnya hingga Desember 2023.
Baca Juga
Ekonom Bright Institute Awalil Rizky melihat dengan penambahan utang yang terus terjadi setiap tahunnya, utang pemerintah pada 2024 akan mencapai Rp8.900 triliun.
Dalam paparan posisi utang dan rasio utang atas PDB melalui kanal X @AwalilRizky, terlihat utang mulai meningkat secara signifikan sejak Jokowi terpilih sebagai Presiden RI menggantikan SBY 10 tahun silam.
Artinya, selama satu dekade kepemimpinan Jokowi, pemerintahannya menarik utang baru hingga Rp6.291 triliun.
“Era Jokowi, posisi utang bertambah Rp6.291 triliun dan rasio utang bertambah 14,30% poin,” ujarnya, dikutip Jumat (16/2/2024).
Hal tersebut tercermin dari rencana penarikan utang baru yang sejumlah Rp666,4 triliun untuk menutup defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) di akhir periode kekuasaan Jokowi.
Instrumen pinjaman pemerintah, baik dari dalam maupun luar negeri, rencananya akan lebih banyak dimanfaatkan untuk mendorong kegiatan/ proyek prioritas pemerintah.
Di mana pembiayaan utang dalam APBN 2024 akan didominasi oleh Surat Berharga Negara (SBN) senilai Rp666,4 triliun.
Lebih lanjut, Awalil juga mewanti-wanti kerentanan utang era Jokowi, yang mana pembayaran bunga utang pemerintah telah melebihi batas Dana Moneter Internasional (IMF).
Dirinya memproyeksikan dengan rencana pembayaran bunga utang pemerintah pada 2024 sejumlah Rp497 triliun dan pendapatan negara sejumlah Rp2.802 triliun maka rasio utang akan tercatat sebesar 17,75%.
“Jika terealisasi, rasionya [pembayaran bunga utang terhadap pendapatan negara] sebesar 17,75%. Telah melampaui rekomendasi IMF [7%-10%],” ujarnya.
Tambah atau Lunasi Utang?
Prabowo yang maju menuju RI 1 bersama putra sulung Jokowi, Gibran Rakabuming Raka, dengan tegas menyampaikan bahwa dirinya akan melanjutkan program-program milik petahana, termasuk IKN.
"Saya dengan Koalisi Indonesia Maju kita enggak malu-malu. Kita tim yang ingin melanjutkan apa yang sudah dibangun oleh Presiden Jokowi," tutur Prabowo dalam acara Dialog Capres Bersama Kadin Indonesia, Jumat (12/1/2024) lalu.
Mengingat, Jokowi secara masif melakukan pembangunan di seluruh wilayah Indonesia. Termasuk warisan jangka panjang pembangunan ibu kota negara baru di Kalimantan Timur. Selain pembangunan infrastruktur, pos belanja APBN era pemerintahan Prabowo-Gibran diprediksi akan jebol lantaran janji kampanye populis, salah satunya makan siang gratis untuk anak-anak.
Dalam debat Cawapres yang digelar beberapa waktu lalu, Gibran Rakabuming Raka menyebut bahwa program makan siang gratis senilai Rp400 triliun yang dicanangkannya bersama Prabowo Subianto banyak dicibir oleh berbagai pihak.
Hal tersebut disampaikannya sebagai respons terhadap tanggapan cawapres nomor urut 1, Muhaimin Iskandar atau Cak Imin dan cawapres nomor urut 3, Mahfud MD terkait pertanyaan perihal infrastruktur sosial.
“Saya tadi juga bicara soal infrastruktur sosial, stunting. Itu lho, Pak. Tapi enggak apa-apa, saya perjelas lagi. Kita punya program makan siang gratis, banyak yang nyinyir,” kata Gibran.
Dia melanjutkan, program makan siang gratis yang digagas pihaknya ini adalah investasi untuk mewujudkan Indonesia Emas 2045.
Wali Kota Surakarta ini berpendapat bahwa program ini merupakan stimulan bagi masyarakat maupun usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) yang bergerak di bidang pangan.
“Program makan siang gratis Rp400 Triliun ini adalah stimulan untuk ibu-ibu, warteg-warteg, warung-warung, catering-catering yang ada di daerah,” tuturnya.
Ekonom Senior Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Faisal Basri mengungkapkan posisi utang pemerintah Indonesia berpotensi tembus Rp16.000 triliun jika Prabowo Subianto memenangkan Pilpres 2024 dan terpilih sebagai Presiden RI.
Faisal melihat potensi tersebut akibat rezim pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang minim usaha, namun banyak keinginan. Beberapa megaproyek yang menghabiskan anggaran jumbo antara lain pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN) hingga light rail transit (LRT).
Menurutnya, Jokowi mengandalkan utang untuk membangun infrastruktur dan IKN. Dia bahkan menilai aksi ugal-ugalan tersebut dapat menyengsarakan Generasi Z yang hidup di masa mendatang karena harus menanggung beban utang ribuan triliun rupiah.
“Teman-teman bisa bayangkan nggak kebijakan Jokowi dilanjutkan Prabowo dan Gibran, bisa Rp16 kuadriliun [Rp16.000 triliun] 5 tahun ini karena nggak mau kerja keras kan, yang bayar bukan mereka, karena [jatuh tempo] utang 30, 20, 10 tahun, anak anak kita yang bayar,” ungkapnya beberapa waktu lalu.
Meski demikian, berkali-kali Kementerian Keuangan menegaskan bahwa pemerintah memastikan terus menjaga risiko portofolio utang dengan baik.
Lantas, utang pemerintah di era kekuasaan Prabowo-Gibran semakin menggunung atau justru menyusut?