Bisnis.com, JAKARTA – Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan kinerja impor Indonesia pada Januari 2024 tercatat turun sebesar 3,13% dibandingkan Desember 2023 (month-to-month/mtm).
Plt. Kepala BPS Amalia A. Widyasanti melaporkan nilai impor pada Januari 2024 mencapai US$18,51 miliar, turun US$0,6 miliar dari realisasi Desember 2023 yang senilai US$19,11 miliar. Penurunan nilai impor total secara bulanan ini dikarenakan turunnya nilai impor migas dengan andil penurunan 3,53%.
“Utamanya berasal dari penurunan impor hasil minyak dengan andil penurunan sebesar 2,25%,” ujarnya dalam Rilis Berita Resmi Statistik, Kamis (15/2/2024).
Secara terperinci, impor migas pada Januari 2024 mencapai US$2,7 miliar atau turun 19,99% mtm, sementara impor nonmigas pada periode ini turun 0,48% mtm menjadi US$15,81 miliar.
Melihat kinerja impor menurut penggunaan, nilai impor barang konsumsi turun US$277,62 juta atau -13,54% mtm utamanya karena sayuran (HS 07) yang memberikan andil penurunan 5,31%.
Sejalan dengan hal tersebut, nilai impor bahan baku penolong juga turun US$310,36 juta atau 2,25%. Utamanya dari bahan bakar mineral (HS 27) dengan andil penurnan 6,28%. Dalam hal ini, bahan baku penolong menyumbang 72,81% dari total impor pada Januari 2024.
Baca Juga
Untuk nilai impor barang modal kompak turun sebesar US$10,19 juta atau 0,31% mtm. Utamanya dari instrumen optic, fotografi, sinematografi, dan medis (HS 90) dengan andil turun 2,83%.
Namun, bila dibandingkan dengan Januari 2023 atau secara tahunan (year-on-year/yoy), kinerja impor justru tumbuh tipis sebesar 0,36%. Secara tahunan, nilai impor migas turun 7,15%, sementara impor nonmigas naik 1,76%.
Peningkatan impor nonmigas utamanya oleh komoditas mesin peralatan mekanis dan bagiannya (HS 84) dengan andil peningkatan 2,55%.
Bijih logam terak dan abu (HS 26) berkontribusi dalam peningkatan impor tahunan sebesar 10,01%, serta terjadinya peningkatan impor untuk komoditas serealia (HS 10) dengan andil mencapai 0,87%.