Bisnis.com, JAKARTA - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat impor bahan baku penolong pada Januari 2024 turun sebesar 2,96% year-on-year (yoy) menjadi US$13,48 miliar. Nilai impor ini lebih rendah dibandingkan Januari 2023 senilai US$13,89 miliar.
Plt. Kepala BPS Amalia A. Widyasanti mengatakan, bahan baku penolong menyumbang setidaknya 72,81% dari total impor pada Januari 2024 yang mencapai US$18,51 miliar.
"Secara tahunan, nilai impor menurut jenis penggunaan mengalami peningkatan kecuali pada bahan baku penolong yang mengalami penurunan sebesar 2,96%. Barang konsumsi naik 11,03% dan barang modal naik 10,16%," kata Amalia, Kamis (15/2/2024).
Secara bulanan, impor bahan baku penolong pada Januari 2024 juga turun 2,25% dibandingkan dengan Desember 2023 senilai US$13,79 miliar. Penurunan nilai impor secara bulanan terjadi pada seluruh kelompok penggunaan.
Adapun, penurunan nilai impor bahan baku penolong dengan andil penurunan sebesar 1,62% utamanya dari bahan bakar mineral atau HS 27 dengan andil penurunan sebesar 6,28%.
Komoditas utama yang diimpor oleh Indonesia, yaitu mesin/peralatan mekanis, mesin/perlengkapan elektrik, serta besi dan baja. Nilai impor ketiga komoditas ini memberikan share sekitar 38,52% terhadap total impor nonmigas Indonesia pada Januari 2024.
Baca Juga
"Nilai impor mesin/peralatan mekanis serta mesin/perlengkapan elektrik mengalami kenaikan secara bulanan, sedangkan besi dan baja mengalami penurunan," ujarnya.
Amalia menjelaskan, nilai impor mesin peralatan mekanis naik sebesar US$123,79 juta atau sebesar 4,52%. Kenaikan nilai impor mesin/perlengkapan elektrik didorong oleh kenaikan volume impor sebesar 18,23 ribu ton atau sebesar 14,89%.
Sementara itu, untuk komoditas besi dan baja nilai impornya turun 3,51% secara bulanan didorong oleh penurunan volume impor yang sebesar 80,04 ribu ton atau turun 6,29%.
Adapun, kinerja impor Indonesia pada Januari 2024 secara keseluruhan tercatat turun sebesar 3,13% menjadi US$18,51 miliar, dibandingkan Desember 2023 (month-to-month/mtm). Penurunan nilai impor total secara bulanan ini dikarenakan turunnya nilai impor migas dengan andil penurunan 3,53%.