Bisnis.com, JAKARTA — Snap Inc. perusahaan induk dari aplikasi Snapchat, mengumumkan pada Senin (5/4/2024) rencana pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap 528 karyawan, atau 10% dari tenaga kerja globalnya.
Hal tersebut menjadi sebuah tanda bahwa serentetan PHK di bidang teknologi yang terjadi pada tahun 2023 lalu dapat berlanjut ketika perusahaan bergulat dengan ketidakpastian ekonomi.
Perusahaan yang memiliki aplikasi perpesanan foto Snapchat, telah lama berjuang untuk mengubah popularitasnya di kalangan pengguna muda menjadi pertumbuhan pendapatan yang konsisten dan bersaing dengan pesaing yang lebih besar seperti Facebook yang dimiliki Meta Platforms (META.O).
Snap akan merilis laporan keuangan kuartal keempat pada hari Selasa.
“Pemecatan ini bukan pertanda baik bagi keadaan bisnis Snap,” kata Jasmine Enberg, analis utama di firma riset Insider Intelligence dikutip Reuters.
"Snap kemungkinan mencoba untuk mendapatkan niat baik dari para investor, yang memberi penghargaan kepada pesaingnya atas tindakan pemotongan biayanya," tambahnya.
Baca Juga
Saham Snap lansung turun 4% menjadi US$16,38 per lembar usai kabar ini merebak.
“Untuk memposisikan bisnis kami sebaik-baiknya agar dapat melaksanakan prioritas tertinggi kami, dan untuk memastikan kami memiliki kapasitas untuk berinvestasi secara bertahap guna mendukung pertumbuhan kami dari waktu ke waktu, kami telah membuat keputusan sulit untuk merestrukturisasi tim kami,” kata manajemen Snap.
Perusahaan memperkirakan biaya sebelum pajak berkisar antara US$55 juta hingga US$75 juta, terutama terdiri dari pesangon dan biaya terkait, serta biaya lainnya, yang US$45 juta hingga US$55 juta diperkirakan merupakan pengeluaran kas masa depan.
Mayoritas biaya ini diperkirakan akan terjadi pada kuartal pertama tahun 2024.
Snap bergabung dengan perusahaan teknologi dan media lainnya seperti Amazon (AMZN.O) dan Alphabet (GOOGL.O) yang mengumumkan PHK pada bulan Januari.
Secara keseluruhan, hampir 32.000 pekerja telah dipecat dari 122 perusahaan teknologi sejak awal tahun ini, menurut situs pelacakan PHK.
Sektor teknologi kehilangan 168.032 pekerjaan pada tahun 2023 dan menyumbang jumlah PHK tertinggi di seluruh industri, menurut laporan Challenger, Gray dan Christmas awal bulan ini. Itu termasuk lebih dari 10.000 pemotongan di Microsoft (MSFT.O).