Bisnis.com, JAKARTA - Kementerian Perdagangan memberi sinyal adanya tren kenaikan harga minyak goreng curah dan MinyaKita. Minimnya realisasi Domestic Market Obligation (DMO) dianggap jadi biang kerok.
Direktur Barang Kebutuhan Pokok dan Barang Penting, Kemendag Bambang Wisnubroto mengatakan, salah satu penyebab harga minyak goreng naik yakni minimnya realisasi DMO dari produsen. Dia menyebut, sejak November 2023 hingga Januari 2024, realisasi DMO cenderung di bawah target bulanan yang ditetapkan sebanyak 300.000 ton.
Dia merinci, realisasi DMO oleh produsen pada November 2023 hanya mencapai 85%, Desember 2023 sebanyak 82% dan Januari 2024 tercatat hanya 69% dari target 300.000 ton.
"Jadi kalau kita lihat Januari 2024 ini realisasi DMO hanya 208.394 ton. Realisasi Januari ini merupakan yang terendah kedua sejak program DMO minyak goreng rakyat pertama kali diluncurkan pemerintah Juni 2022," ungkap Bambang dalam rapat koordinasi pengendalian inflasi, Senin (5/2/2024).
Bambang pun membeberkan penyebab realisasi DMO yang rendah dalam beberapa bulan terakhir. Menurutnya, saat ini masih tersisa 5,9 juta ton hak ekspor yang belum digunakan oleh produsen.
Adapun persetujuan ekspor (PE) untuk 5,9 juta ton tersebut setara dengan 3 bulan ekspor CPO beserta produk turunannya. Selain itu, kondisi pasar ekspor CPO dan produk turunannya yang lesu, kata Bambang, menjadi penyebab lain realisasi DMO ikut merosot.
Baca Juga
"Ini yang menjadi kendala karena para produsen masih punya sisa ekspor yang masih cukup tinggi," jelas Bambang.
Lebih lanjut, dia menjabarkan bahwa kenaikan harga cenderung terjadi pada minyak goreng curah. Rata-rata harga minyak goreng curah secara nasional pada pekan pertama Februari 2024 tercatat Rp14.790 per liter atau naik 2,07% dari pekan sebelumnya sebesar Rp14.511 per liter. Selain itu, harga rata-rata MinyaKita juga naik tipis 0,17% dari Rp15.104 per liter menjadi Rp15.129 per liter.
Namun, sebaliknya harga minyak goreng premium justru terjadi tren penurunan. Bambang menyebut rata-rata harga minyak goreng kemasan premium pada pekan pertama Februari 2024 sebesar Rp20.551 per liter atau turun 0,12% dari pekan sebelumnya sebesar Rp20.630 per liter.
Oleh karena itu, dia pun mengimbau agar produsen tetap komitmen terhadap alokasi DMO masing-masing. Dengan begitu, pasokan dan harga minyak goreng bisa terkendali saat momentum puasa Ramadan dan lebaran Idulfitri.
"Nah yang menjadi concern kami di minyak curah terutama," ucapnya.
Sebelumnya, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat jumlah wilayah yang mengalami kenaikan harga minyak goreng meningkat secara mingguan dari 163 kabupaten/kota menjadi 204 kabupaten kabupaten/kota di pekan pertama Februari 2024.