OkBisnis.com, JAKARTA -- Himpunan Industri Alat Berat (Hinabi) melaporkan produksi alat berat sebanyak 8.066 unit pada 2023. Adapun, produksi tahun lalu menjadi capaian terbanyak kedua sepanjang sejarah.
Berdasarkan data Hinabi, produksi alat berat paling banyak terjadi pada tahun 2022 dengan total 8.826 unit. Namun, secara tahunan, dari periode 2022 ke 2023 terjadi penurunan produksi sebesar 8,61%.
Ketua Umum Hinabi Jamaluddin mengatakan produksi alat berat periode tahun lalu didominasi untuk sektor pertambangan, khususnya alat-alat besar seperti hydraulic excavator hingga dump truck.
"Tetapi, produksi tidak terpenuhi karena kapasitas memang tidak cukup untuk big macine karena demand yang cukup besar," kata Jamaluddin kepada Bisnis, Minggu (4/2/2024).
Penurunan produksi disebabkan peningkatan permintaan untuk alat-alat besar, sementara kapasitas produksi hanya berada di level 40% dari total produksi.
Adapun, permintaan terbanyak yakni untuk alat berat hydraulic excavator sebanyak 6.791 unit, disusul bulldozer sebanyak 727 unit, dump truck 513 unit, dan motor grader sebanyak 35 unit.
Baca Juga
"Permintaan terbanyak dari pertambangan 65%, konstruksi 15%, kehutanan dan agro 20%," ujarnya.
Diberitakan sebelumnya, Perhimpunan Agen Tunggal Alat Berat Indonesia (PAABI) mencatat penurunan penjualan alat berat sebesar 10,8% (year-on-year) pada 2023. Sikap konservatif pelaku usaha masih tertahan sehingga ekspansi mandek.
Data PAABI menunjukkan penjualan alat berat tahun 2023 yakni sebesar 18.123 unit, lebih rendah dibandingkan dengan penjualan tahun sebelumnya sebanyak 20.300 unit.
Ketua Umum PAABI Etot Listyono mengatakan permintaan dari sektor pertambangan dan konstruksi masih mendominasi pasar, meskipun terdapat pelemahan serapan.
"Penjualan tahun lalu 18.123 unit, masih didominasi permintaan dari sektor mining," kata Etot, dihubungi terpisah.