Bisnis.com, MAKASSAR – Satu persatu komisaris Badan Usaha Milik Negara (BUMN) mulai mengundurkan diri untuk menyatakan dukungannya kepada salah satu pasangan calon presiden dan calon wakil presiden.
Tercatat terdapat empat nama komisaris BUMN yang kini menjadi eks-komisaris dan merelakan jabatannya untuk mendukung paslon nomor urut 03, Ganjar Pranowo – Mahfud MD.
Yang terbaru adalah Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok yang resmi menyatakan mundur dari jabatan Komisaris Utama PT Pertamina (Persero) untuk mendukung paslon Ganjar-Mahfud.
Bukan hanya para tim pendukungnya yang mundur dari jabatan, tapi calon wakil presiden (cawapres) Mahfud MD juga telah mengundurkan diri dari Kabinet Indonesia Maju (KIM) sebagai Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam).
Jajaran komisaris BUMN yang mendukung paslon nomor urut 03 pun rela melepaskan gaji yang bernilai fantastis, bahkan ada yang mencapai miliaran rupiah.
Baca Juga
Sebagaimana tercantum dalam Peraturan Menteri BUMN Nomor PER-13/MBU/09/2021 tentang Perubahan Keenam Atas Peraturan Menteri BUMN Nomor PER-04/MBU/2014 tentang Pedoman Penetapan Penghasilan Direksi, Dewan Komisaris, dan Dewan Pengawas Badan Usaha Milik Negara.
Dalam beleid tersebut dijelaskan, honorarium dewan komisaris atau dewan pengawas perusahaan BUMN komposisi besarannya mencapai 45% dari direksi utama. Angka tersebut belum lagi ditambah dengan tantiem atau insentif khusus.
Berikut daftar komisaris BUMN yang mundur dari jabatannya untuk mendukung Ganjar-Mahfud:
1. Eko Sulistyo
Pendukung Ganjar-Mahfud yang pertama kali mengundurkan diri sebagai komisaris BUMN adalah Eko Sulistyo.
Eko memilih mundur dari Komisaris PT PLN (Perusahaan Listrik Negara) usai ditunjuk menjadi wakil ketua Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar-Mahfud pada Oktober 2023 lalu.
"Saya baru ditunjuk kemarin, jadi saya per-hari ini akan urus surat pengunduran dari [sebagai] Komisaris PT PLN ke BUMN. Mohon doa restunya," ujar Eko kepada Bisnis, Kamis (26/10/2023).
Demi Ganjar dan Mahfud, Eko merelakan gaji sekitar Rp921 juta per bulan atau hampir Rp1 miliar.
Angka tersebut didapat dari laporan keuangan perusahaan 2022, di mana jumlah kompensasi Dewan Komisaris Perusahaan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2022 senilai Rp121,68 miliar untuk 11 orang dewan komisaris.
2. Andi Gani Nena Wea
Mengikuti jejak Eko, Andi Gani Nena Wea resmi mundur setelah sembilan tahun menjabat sebagai Presiden Komisaris PT Pembangunan Perumahan (Persero) Tbk. atau PT PP.
Dirinya mengambil langkah tersebut karena ingin fokus untuk mendukung Ganjar-Mahfud di Pilpres 2024. Dia juga menegaskan mundurnya dia dari PT PP sebagai bentuk menjaga netralitas yang ada di BUMN.
"Saya mohon pamit karena saya telah mengambil keputusan untuk mengundurkan diri sebagai presiden komisaris PT PP Tbk karena telah ditunjuk sebagai wakil ketua umum TPN calon presiden," tuturnya, Jumat (24/11/2023).
3. Abdi Negara Nurdin (Abdee Slank)
Abdi Negara Nurdin alias Abdee Slank tercatat dalam tiga kali pemilu terus menyatakan dukungannya terhadap PDIP, kini kepada Ganjar-Mahfud.
Hampir 3 tahun menjabat sebagai Komisaris PT Telkom Indonesia Tbk., Abdee mengundurkan diri usai mendeklarasikan dukungan kepada pasangan calon presiden nomor urut 3, Ganjar Pranowo dan Mahfud Md.
“Supaya tidak ada dusta di antara kita, per hari Jumat kemarin saya sudah memberikan surat pengunduran diri. Ini adalah bentuk perjuangan kita. Cita-cita reformasi harus tetap berjalan,” tegas Abdee, dalam keterangan resmi, Sabtu (20/1/2024).
4. Basuki Tjahaja Purnama (Ahok)
Kabar pengunduran diri Ahok disampaikan langsung pada Instagram pribadinya @basukibtp melalui unggahannya yang terlihat memegang dokumen atau surat pengunduran, Jumat (12/1/2024).
Ahok mengatakan pengunduran dirinya tersebut lantaran ingin sepenuhnya mendukung dan turut mengkampanyekan pasangan calon presiden dan calon wakil presiden nomor urut 3 Ganjar-Mahfud.
"Dengan ini, saya menyatakan mendukung serta akan ikut mengkampanyekan pasangan calon presiden Ganjar Pranowo dan Mahfud MD. Hal ini agar tidak ada lagi kebingungan terkait arah politik saya. Merdeka! Merdeka! Merdeka!" tulis Ahok.
Untuk mendukung pasangan ini, mantan Gubernur DKI Jakarta tersebut (2014-2017) tersebut merelakan gaji dari Pertamina yang disebut-sebut mencapai total Rp8,4 miliar per bulan.