Bisnis.com, JAKARTA - Badan Pusat Statistik (BPS) mengungkapkan penyebab kenaikan harga komoditas pangan, termasuk harga beras, pada awal 2024.
"Salah satu pendorong kenaikan harga beras antara lain karena kurangnya pasokan di beberapa wilayah terutama akibat dari faktor cuaca dan rusaknya beberapa akses jalan dan hambatan distribusi komoditas pangan," ujar Plt Kepala BPS Amalia A. Widyasanti saat menyampaikan Berita Resmi Statistik di Jakarta, Kamis (1/2/2024).
Amalia menjelaskan secara umum kenaikan harga beras terjadi di 28 provinsi, sedangkan harga beras di 10 provinsi lainnya menunjukkan penurunan. Meski demikian, seluruh provinsi di Pulau Jawa dan Bali Nusra disebut mengalami kenaikan harga beras.
Lebih lanjut, dia menyampaikan tingginya harga beras dipengaruhi oleh suplai yang relatif lebih rendah dibandingkan dengan permintaan yang tinggi.
Salah satu isu yang menyebabkan tingginya harga beras adalah beberapa negara penghasil beras menahan ekspornya sehingga menyebabkan pasar global relatif naik. Sedangkan faktor pendukung dari dalam negeri lantaran produksi beras terhalang oleh El Nino.
"Kalau di dalam negeri, panen beras yang relatif lebih rendah karena faktor cuaca dan dampak fenomena El Nino berkepanjangan," ucap Amalia.
Baca Juga
Sebelumnya, Badan Pangan Nasional (Bapanas) mengatakan, sebanyak 2,5 juta ton impor beras akan masuk ke Indonesia sebelum panen raya berlangsung atau paling lambat Maret 2023.
Deputi I Bidang Ketersediaan dan Stabilitas Pangan Bapanas I Gusti Ketut Astawa mengatakan, impor beras dilakukan untuk mengamankan stok cadangan pangan pemerintah (CPP) di gudang Bulog, sekaligus menutup defisit neraca pada Januari-Februari 2024 diperkirakan sebesar 2,8 juta ton.
“Begitu panen rayanya di April, ini [impor beras] stop [masuk],” kata Ketut kepada awak media di Kantor Kementerian Pertanian (Kementan), Jumat (19/1/2024).
Adapun, total kuota impor beras yang akan direalisasikan di 2024 sebanyak 2,5 juta ton. Jika diperinci, 2,5 juta ton ini terdiri dari penugasan impor 2 juta ton di 2024 dan 500.000 dari sisa kuota tambahan penugasan di 2023. Dari total 2,5 juta ton, sebanyak 600.000 ton rencananya akan didatangkan dari Thailand dan Vietnam secara bertahap. Pemerintah juga membuka opsi untuk mendatangkan beras dari India dan China.