Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Promosi Wisata RI Masih Minim, Gipi: Dana Abadi Bukan Solusi

Gipi menilai dana abadi bukan menjadi solusi kendati promosi wisata RI masih minim.
Ilustrasi pariwisata. Wisatawan berfoto di Tanah Lot, Bali pada Desember 2022. - Bloomberg/Nyimas Laula
Ilustrasi pariwisata. Wisatawan berfoto di Tanah Lot, Bali pada Desember 2022. - Bloomberg/Nyimas Laula

Bisnis.com, JAKARTA - Indonesia masih memiliki sejumlah pekerjaan rumah dalam mengembangkan sektor pariwisata dan ekonomi kreatif. Salah satu kendalanya adalah terbatasnya dana untuk mempromosikan sektor ini.

Ketua Umum Gabungan Pengusaha Industri Pariwisata (Gipi) Hariyadi Sukamdani menilai, wacana pemerintah membentuk Indonesia Tourism Fund atau dana abadi pariwisata tidak cukup maksimal untuk mempromosikan sektor parekraf dalam negeri.

Menurut informasi yang diterima Hariyadi dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kememparekraf), salah satu dana abadi pariwisata akan diambil dari dana Badan Pengelola Dana Lingkungan Hidup (BPDLH). Artinya, anggaran tersebut terbatas hanya untuk event bertema lingkungan. Sumber lainnya yakni dari dana BUMN.

“Kalau diambil [dari] BUMN kan pasti ini masih ngurusin urusan dia sendiri. Misalnya kayak Mandalika, tekornya banyak tuh, kan masih nutupin [kerugian],” kata Hariyadi di sela-sela agenda Rakernas Asosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia (APPBI), Rabu (31/1/2024).

Alih-alih mengambil anggaran dari BPDLH dan BUMN, Hariyadi mengusulkan untuk membentuk Badan Layanan Umum (BLU) Pariwisata agar dana yang diperoleh lebih maksimal dalam mempromosikan sektor parekraf.

Di sisi lain, dia pesimistis dana abadi pariwisata dapat dieksekusi dalam waktu dekat, mengingat masa pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang akan segera berakhir tahun ini. Pun dapat dieksekusi, dana tersebut kemungkinan hanya dimanfaatkan untuk menyelamatkan event yang sudah ada.

“Jadi enggak bisa maksimal,” ujarnya.

Tercatat anggaran Kemenparerkaf dialokasikan sebesar Rp3,38 miliar untuk 2023. Sementara untuk 2024, Kemenparekraf mendapat anggaran Rp3,4 miliar. Hariyadi menilai, dana tersebut sangat kecil untuk melakukan kegiatan promosi parekraf.

Idealnya, kata dia, pemerintah mengalokasikan sekitar Rp6 triliun untuk mempromosikan sektor parekraf. Dana tersebut nantinya akan dimanfaatkan untuk kegiatan promosi, seperti subsidi tiket paket wisata.

“Jadi dananya [promosi] khusus gitu loh, kalau kita kan campur sama operasionalnya Kemenparekraf, jadi nggak bisa maksimal,” ujarnya.

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno sebelumnya menargetkan dana abadi pariwisata sudah mulai beroperasi pada pertengahan 2024. Hadirnya dana abadi pariwisata ini, salah satunya untuk mendukung kegiatan-kegiatan di sektor parerkaf termasuk MotoGP.

Selain itu, pemerintah tak perlu kebingungan soal pendanaan yang akan mendukung mention branding, promosi pariwisata, dan juga penyelenggaraan kegiatan.

Terkait besaran dana, Sandi menuturkan bahwa pada tahap awal akan ada sekitar Rp1 triliun hingga Rp2 triliun. Jumlah tersebut diperkirakan terus ditambah sesuai dengan kontribusi sektor pariwisata terhadap produk domestik bruto (PDB). Mengingat, kontribusi sektor pariwisata terhadap devisa diperkirakan sebesar Rp200 triliun pada 2024.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Ni Luh Anggela
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper