Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pelindo Terminal Petikemas Genjot Konektivitas Pelabuhan dan Industri

PT Pelindo Terminal Petikemas (SPTP) berupaya mengembangkan konektivitas antara pelabuhan dan ekosistem industri.
Aktivitas bongkar muat petikemas di pelabuhan, Selasa (1/1/2019)./Bisnis-Paulus Tandi Bone
Aktivitas bongkar muat petikemas di pelabuhan, Selasa (1/1/2019)./Bisnis-Paulus Tandi Bone

Bisnis.com, JAKARTA – PT Pelindo Terminal Petikemas (SPTP) akan terus berupaya mengembangkan usahanya menjadi trade facilitator dan trade generator. Sejumlah upaya pun telah dan akan terus dilakukan, salah satunya adalah mengembangkan konektivitas antara pelabuhan dan ekosistem industri.

Muhammad Adji, CEO PT Pelindo Terminal Petikemas mengatakan, upaya ini sesuai dengan arahan dari induk usaha SPTP, yaitu PT Pelabuhan Indonesia (Persero) atau Pelindo untuk terus melebarkan usaha ke sektor-sektor terkait.

Adji menuturkan, konektivitas yang optimal antara pelabuhan dan ekosistem industri yang ada menjadi salah satu kunci utama SPTP dapat menjadi trade facilitator atau trade generator di sebuah daerah.

“Konektivitas itu harus terus ditingkatkan. Kalau di industrinya bagus tetapi keluar masuk pelabuhan susah ya akan sama saja,” kata Adji, dikutip Minggu (28/1/2024).

Salah satu upaya yang dilakukan untuk meningkatkan konektivitas tersebut adalah mengintegrasikan pelabuhan dengan kawasan industri yang ada pada sebuah daerah. Adji mengatakan, praktik integrasi pelabuhan dan kawasan industri ini sudah umum dilakukan oleh pelabuhan-pelabuhan di dunia seperti di Rotterdam, Antwerp, dan lainnya.

Adji menuturkan, salah satu contoh penerapan model integrasi ini adalah pada proyek Java Integrated Industrial and Port Estate (JIIPE) di Gresik, Jawa Timur. Sebagai informasi, proyek tersebut juga melibatkan PT AKR Corporindo Tbk (AKRA) yang merupakan pengelola kawasan industri JIIPE.

Adji menuturkan, beberapa pelabuhan lain nantinya akan dikembangkan dengan konsep ini. Menurutnya, integrasi ini akan menghasilkan dampak positif baik bagi SPTP maupun kawasan industri.

“Yang sedang kita pasarkan dengan konsep ini ada di Kijing. Kemudian, Makassar New Port (MNP), Sorong, dan Bitung juga akan kita buat dengan strategi ini,” kata Adji.

Selain itu, SPTP juga akan terus meningkatkan sistem dokumen barang-barang untuk mempermudah pelacakan (traceability). Adji menuturkan, barang-barang yang dikirim dari satu pelabuhan ke titik lain harus dapat dilacak dengan mudah dari pengiriman hingga sampai tujuan.

“Selain flow barang yang lancar, flow dokumen juga harus bagus dan secara sistem tersambung,” ujarnya.

Adapun, Adji juga melaporkan peningkatan kapasitas kecepatan bongkar muat pada pelabuhan-pelabuhan pascamerger Pelindo. Dia mengatakan, saat ini kecepatan bongkar muat pada pelabuhan-pelabuhan yang dikelola SPTP bisa mencapai 38 box per hari dari sebelumnya sekitar 20 box per hari.

Dia bahkan menyebutkan, kapasitas tertinggi bongkar muat SPTP bahkan sempat mencapai 61 box per harinya.

Dengan kecepatan bongkar muat yang semakin efisien, kini kapal-kapal pun semakin cepat dalam mengangkut barang di pelabuhan. Sehingga, waktu kedatangan dan keberangkatan atau port stay mengalami penurunan dari sebelumnya 55 jam menjadi sekitar 35 jam.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper