Bisnis.com, JAKARTA — Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia membeberkan, proyek Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Terapung Cirata yang resmi beroperasi November 2023 lalu sebagai salah satu proyek mangkrak warisan pimpinan BKPM sebelumnya
Bahlil mengatakan proyek yang digarap oleh cucu usaha PLN, PT PJB Investasi (PJBI) dan perusahaan asal Uni Emirat Arab, Masdar itu telah mangkrak selama 5 tahun.
“Investasi di Cirata, Masdar, PLTS terbesar di Asia Tenggara, itu juga mangkrak 5 tahun, sekarang sudah terselesaikan,” kata Bahlil saat konferensi pers di Jakarta, Rabu (24/1/2024).
Bahlil mengatakan, kementeriannya saat ini telah berhasil menyelesaikan investasi mangkrak senilai Rp558,7 triliun atau 78,9% dari keseluruhan nilai investasi yang macet senilai Rp708 triliun.
“Rp708 triliun saya diwariskan investasi mangkrak, dan alhamdullilah dalam kurun waktu tak lebih dari 3 tahun investasi mangkrak tersebut mampu kami eksekusi,” kata dia.
Belakangan, proyek PLTS Terapung Cirata itu diresmikan Presiden Joko Widodo atau Jokowi pada Kamis (9/11/2023), di Purwakarta, Jawa Barat.
Baca Juga
Jokowi menekankan bahwa PLTS Terapung Cirata akan menjadi salah satu contoh proyek energi terbarukan yang penting di Indonesia karena mencerminkan pergeseran menuju sumber energi bersih dan berkelanjutan dalam upaya mengatasi perubahan iklim dan masalah lingkungan.
“Kita berhasil membangun salah satu pembangkit listrik tenaga surya terapung yang terbesar di Asia Tenggara,” kata Jokowi saat meresmikan PLTS Terapung Cirata 192 MWP yang berlokasi di Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat, Kamis (9/11/2023).
Adapun, PLTS Terapung Cirata memiliki nilai investasi Rp1,7 triliun dengan kapasitas setrum 145 MWac atau setara dengan 192 MWp.
PLTS terapung yang diangggap terbesar di kawasan Asia Tenggara itu ditopang pembiayaan sindikasi tiga bank internasional, Sumitomo Mitsui Banking Corporation (SMBC), Societe Generale dan Standar Chatered dengan nilai sekitar US$143 juta atau setara dengan Rp2,23 triliun (asumsi kurs Rp15.635 per dolar AS).
PLTS terapung itu bakal mengalirkan listrik sekitar 245 juta kWh setiap tahunnya. Adapun, tarif listrik yang dipatok dari pembangkit surya ini cukup kompetitif dengan harga US$5,8 sen per kilowatt hour (kWh).
PLTS Terapung Cirata akan dijalankan oleh Pembangkitan Jawa Bali Masdar Solar Energi atau PMSE yang merupakan usaha patungan bentukan konsorsium cucu usaha PLN, PT PJB Investasi (PJBI) porsi saham 51% dengan perusahaan asal Uni Emirat Arab, Masdar porsi saham 49%.