Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Strategi Pemerintah saat Bank Dunia Ramal Ekonomi 2024 Bakal Melambat

Indonesia tetap optimistis meski Bank Dunia atau World Bank merevisi ke bawah outlook ekonomi global 2024 bakal melambat.
Ilustrasi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia. Gedung bertingkat di jalan Jenderal Sudirman, Jakarta Selatan. JIBI/Feni Freycinetia
Ilustrasi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia. Gedung bertingkat di jalan Jenderal Sudirman, Jakarta Selatan. JIBI/Feni Freycinetia

Bisnis.com, JAKARTA – Kementerian Koordinator bidang Perekonomian mengungkapkan bahwa Indonesia tetap optimistis meski Bank Dunia atau World Bank merevisi ke bawah outlook ekonomi global 2024 dari 2,6% menjadi 2,4%. 

Sekretaris Kemenko bidang Perekonomian Susiwijono Moegiarso menyampaikan sinyal perlambatan ekonomi 2024 pada dasarnya memang sudah muncul sejak 2023, namun angkanya terus direvisi ke bawah. 

Meski demikian, Susi panggilan akrabnya, menyampaikan bahwa RI telah mengantisipasi perlambatan global tersebut yang berpotensi mempengaruhi ekonomi Indonesia.  

Pasalnya, hingga kini disrupsi mulai dari suplai barang, isu perubahan iklim, harga komoditas, dan pengetatan moneter memang menjadi faktor utama perlambatan ekonomi global.

Untuk itu, dalam jangka pendek, pemerintah akan terus mendorong daya beli masyakarat dengan penyaluran bantuan. 

“Kemarin dalam kabinet paripurna sudah diputuskan, untuk jaga daya beli masyarakat yang namanya bantuan pangan beras dan dulu namanya bantuan El Nino [Nov-Des] kita sudah sepakat kemarin lapor Bapak Presiden setuju untuk dilanjutkan kembali,” ujarnya kepada awak media, Rabu (10/1/2024). 

Mengingat hingga kuartal III/2023, bahwa produk domestik bruto (PDB) RI masih didominasi oleh konsumsi rumah tangga. Menurutnya, suntikan bantuan tersebut akan mulai dari kuartal pertama 2024, bukan pada akhir tahun seperti yang dilakukan pada 2023. 

Hal tersebut sebagai upaya untuk menjaga ekonomi Indonesia tetap sesuai target pemerintah di angka 5,2% pada 2024. 

Adapun, Bank Dunia meramalkan ekonomi Indonesia pada 2024 dan 2025 akan stabil di 4,9%, lebih rendah dari ramalan 2023 di angka 5%. 

 

Tantangan Ekspor 

Lebih lanjut, Susi tidak menampik bahwa kinerja ekspor akan terguncang dengan adanya perlambatan ekonomi global tersebut. Terlebih, Bank Dunia memprediksikan ekonomi untuk pangsa pasar ekspor utama Indonesia, yaitu China, dalam dua tahun ini akan terus melambat.

Pada 2024 menjadi 4,5%, turun dari estimasi 2023 sebesar 5,2% dan terus menurun pada 2025 menjadi 4,3%. 

“Memang yang harus kita antisipasi biasanya perlambatan global itu yang paling terdampak secara langsung biasanya sektor2 yang marketnya di global market. Misalnya sektor yang ekspor oriented, bukan hanya China, namun global mulai Eropa dan lainnya menurun,” jelasnya. 

Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), neraca perdagangan kumulatif Indonesia sepanjang Januari hingga November 2023 turun US$16,91 miliar dari periode yang sama pada 2022. 

Neraca perdagangan barang kembali mengalami surplus selama 43 bulan berturut-turut meskipun lebih rendah dibandingkan dengan bulan yang sama tahun lalu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper