Bisnis.com, JAKARTA – Menteri Koordinator bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan pembangunan giant sea wall atau tanggul laut menjadi tiga fase yang akan menelan anggaran Rp164,1 triliun untuk pembanguan dua fasenya. Sementara itu, fase sisanya belum diketahui total anggaran yang dibutuhkan.
“Total cost [Rp164,1 Triliun] yang diperlukan untuk pantura [Jakarta], hanya untuk bendungnya, banyak proyek yang bisa kita kembangkan dari sini,” ungkapnya dalam Seminar Nasional Strategi Perlindunan Kawasan Pulau Jawa Melalui Pembangunan Tanggul Pantai Dan Tanggul Laut (Giant Sea Wall), di Grand Ballroom Kempinski, Rabu (10/1/2024).
Berdasarkan kajian Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Airlangga menjelaskan untuk pembangunan tanggul fase A, pembangunannya berupa tanggul pantai dan sungai dengan panjang kurang lebih 120 km yang akan dibangun sampai dengan 2030.
Pembangunan tanggul ini dipastikan tidak mengganggu aktivitas masyarakat pesisir dan terintegrasi dengen sistem polder (drainase, kolam retensi, dan pompa) untuk melindungi Jakarta dari banjir rob.
Secara perinci, pembangunan difokuskan pada 44,2 km lokasi kritis, di mana saat ini tersisa 33,3 km yang sedang dibangun oleh Kementerian PUPR dengan nilai Rp10,3 triliun dan Pemprov DKI Jakarta dengan nilai Rp5,8 triliun.
Kemudian untuk pembangunan fase B dilakukan pada sisi barat Jakarta sepanjang 20 km mulai 2030 dengan estimasi kebutuhan anggaran mencapai Rp148 triliun. Lalu, fase C yang merupakan sisi timur sepanjang 12 km dibangun mulai 2040.
Baca Juga
“Di wilayah utara ini menjadi projek strategsi nasional pak presiden. Kalau di Jakarta tanggul masih terpisah-pisah, ini disatukan mulai dari wilayah Banten hingga Cirebon dan akan terintegrasi dan membuka akses langsung jalan tol dan kereta api, dan logistic cost kita semakin bersaing,” ungkapnya.
Adapun, wilayah pantau utara (Pantura) Jawa mulai terancam tenggelam akibat adanya penurunan permukaan tanah antara 1 cm - 25 cm per tahun hingga menyebabkan banjir rob.