Bisnis.com, JAKARTA — Menteri Pertahanan RI Prabowo Subianto menyerukan percepatan pembangunan Giant Sea Wall guna menyelamatkan 50 juta rakyat Indonesia terutama yang berada di utara Jawa.
Dia mengatakan bahwa Giant Sea Wall merupakan jawaban terhadap fenomena naiknya permukaan laut, abrasi, hilangnya banyak lahan, dan terutama kualitas hidup sebagian rakyat.
"Segera kita percepat pembangunan Giant Sea Wall ini untuk menyelamatkan bangsa Indonesia terutama 50 juta rakyat kita yang hidup di pantai utara Jawa, aset-aset ekonomi yang begitu besar sehingga pertumbuhan ekonomi berjalan tapi segera kita atasi tantangan dan terutama kualitas hidup rakyat kita. Saya kira intinya itu," katanya, dalam Seminar Nasional, di Grand Ballroom Hotel Kempinski, Jakarta, Rabu (10/1/2024).
Dia mengatakan pembangunan ini membutuhkan waktu sangat lama, mungkin sekitar 40 tahun sampai selesai dan mungkin akan lebih jika berdasarkan pengalaman Belanda yang membuat pembangunan serupa selama 40 tahun.
"Mungkin kita tidak akan melihat selesainya Giant Sea Wall ini. Berhasilnya Giant Sea Wall ini mungkin terwujud 25 atau 30 bahkan 40 tahun yang akan datang, tapi di situlah tanggung jawab kita untuk generasi yang di bawah kita," ujarnya.
Lebih lanjut, Prabowo menceritakan tiap berapa tahun dia mengunjungi daerah di Utara Jawa yang hidup di tengah air.
Baca Juga
"Tiap berapa tahun saya kampanye dan waktu saya kampanye saya mengunjungi daerah-daerah yang seperti itu dan saya melihat dari mulai 2014 sampai sekarang, kalau saya kunjungi saya melihat keluarga-keluarga itu yang hidup di ruangan tidurnya, di ruangan makannya, itu air setinggi lutut. Anak-anak mereka hidup di tengah air seperti itu, di tengah lalat, di tengah nyamuk, di tengah sampah," ucapnya.
Dia mengatakan bahwa hal itu yang membuatnya tergerak sebagai pemimpin politik untuk bisa merubah dan berbuat banyak untuk rakyat.
"Ini membuat saya bertanya kepada diri saya sebagai pemimpin politik, apa yang bisa saya buat untuk segera merubah, bukan di kelak kemudian hari, tetapi segera, karena ini sama sekali tidak bisa kita terima, sebagai negara Pancasila, sebagai negara G20, sebagai pemimpin Asean, sebagai yang kita harapkan menjadi pemimpin Selatan pemimpin non-blok ini seharusnya kita tidak boleh terima," tambahnya.
Kemudian dia mengatakan apalagi pusat perekonomian Indonesia berada di Pulau Jawa sehingga pembangunan tersebut semakin menjadi prioritas.
"Tadi disampaikan Menko Perekonomian bahwa Jawa masih menyumbang lebih dari 50% produksi domestik bruto kita begitu banyak pusat perekonomian kita berada di pulau Jawa sehingga saya kira semakin urgent kita memusatkan perhatian kita kepada kondisi ini," lanjutnya.
Seperti diketahui, Presiden Joko Widodo (Jokowi) sebelumnya sempat menyinggung terkait proyek tanggul laut raksasa atau Giant Sea Wall. Jokowi mengatakan untuk mengatasi banjir di Jakarta dan risiko air laut masuk ke daratan, pemerintah telah memulai pengerjaan tanggul laut tersebut.
Namun, dia menegaskan perlu adanya rencana jangka panjang berupa Giant Sea Wall yang harus segera dikalkulasi secara matang.