Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Zona Eropa Waspada, Inflasi Jerman Bulan Desember Naik 3,7%

Inflasi Jerman pada bulan Desember 2023 dilaporkan meningkat sebesar 3,7% secara tahunan (yoy). Negara-negara zona Eropa waspada.
Lambang Uni Eropa terpampang di depan gedung Parlemen Eropa di Brussels, Belgia, Rabu (27/5/2020)./Bloomberg-Geert Vanden Wijngaert
Lambang Uni Eropa terpampang di depan gedung Parlemen Eropa di Brussels, Belgia, Rabu (27/5/2020)./Bloomberg-Geert Vanden Wijngaert

Bisnis.com, JAKARTA — Inflasi Jerman mengalami kenaikan pada Desember 2023, meski kenaikan tersebut masih lebih rendah dari perkiraan analis. Lonjakan yang terjadi pada bulan lalu itu sebagian besar disebabkan oleh dampak dasar.

Kantor statistik Jerman pada Kamis (4/1) melaporkan bahwa harga konsumen pada Desember 2023 naik 3,7% secara tahunan (year-on-year/yoy) dan 0,1% secara bulanan (month-to-month/mtm).

Mengutip Bloomberg, Jumat (5/1) Angka tersebut lebih rendah dari perkiraan para ekonom sebesar 3,9%. Adapun, angka keseluruhan untuk tahun lalu adalah sebesar 6%.

Angka inflasi Desember 2023 yang lebih rendah dari perkiraan juga mencerminkan dorongan energi yang lebih lemah, yang dapat membantu menjaga permintaan upah tetap rendah dan memungkinkan inflasi dapat kembali ke target bank sentral Eropa (ECB).

Kemudian, lonjakan tersebut sebagian besar disebabkan oleh dampak dasar, meliputi bantuan negara untuk gas alam dan tagihan pemanasan distrik menekan biaya energi pada 2022, sehingga meningkatkan inflasi setahun kemudian. Namun, dalam beberapa bulan terakhir, harga listrik, gas dan bahan bakar telah merosot dan data regional Jerman menunjukkan tren tersebut berlanjut pada Desember 2023.

Di wilayah lainnya, angka-angka yang diperoleh dari Perancis pada hari sebelumnya menunjukkan gambaran serupa dengan yang terjadi di negara dengan ekonomi terbesar di Eropa, karena penarikan bantuan pemerintah membantu mendorong inflasi naik menjadi 4,1% dari 3,9%.

Adapun, kenaikan harga di Irlandia juga lebih cepat, sementara Spanyol pekan lalu melaporkan kenaikan harga stabil di angka 3,3%.

Meskipun angka-angka zona euro yang dirilis pada Jumat (5/1) diperkirakan menunjukan inflasi kembali meningkat hingga 3%. Perlambatan yang dimulai pada November 2022 diperkirakan akan berlanjut seiring berjalannya tahun.

“Bagi ECB, kenaikan inflasi di negara dengan ekonomi terbesar di kawasan euro ini tidak nyaman, namun tren keseluruhannya menurun — kami memperkirakan penurunan suku bunga pertama akan dilakukan paling lambat pada bulan Juni,” jelas ekonom Bloomberg, Martin Ademmer.

Bank sentral Eropa juga berhati-hati terhadap inflasi. Presiden Christine Lagarde dan rekan-rekannya juga berhati-hati mempelajari pendorong-pendorong dalam negeri, terutama gaji.

Kemudian, sekitar setengah pekerja yang  yang tercakup dalam pelacak upah ECB akan menegosiasikan kesepakatan baru pada paruh pertama 2024, dan hasilnya akan menentukan arah suku bunga.

Pasar uang juga menunjukkan penurunan sekitar enam perempat poin pada akhir 2023. Namun, meskipun anggota Dewan Pemerintahan yang lebih hawkish telah mengakui bahwa suku bunga tidak akan naik lebih lanjut, tanpa adanya guncangan tambahan, mereka menolak gagasan pemotongan dalam waktu dekat.

Dalam wawancara baru-baru ini, Presiden Bundesbank Joachim Nagel menyarankan para trader yang berspekulasi mengenai penurunan biaya pinjaman dalam waktu dekat, untuk berhati-hati karena pihak-pihak lain telah salah memperhitungkan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper