Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Inflasi 2023 Turun ke 2,61%, BI Puji Sinergi Fiskal dan Moneter

Bank Indonesia (BI) memuji sinergi antara otoritas fiskal dan moneter sehingga membuat inflasi 2023 turun ke 2,61%.
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo dan jajaran Deputi Gubernur BI dalam Konferensi Pers RDG BI di Jakarta, Kamis (21/12/2023). JIBI/Maria Elena
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo dan jajaran Deputi Gubernur BI dalam Konferensi Pers RDG BI di Jakarta, Kamis (21/12/2023). JIBI/Maria Elena

Bisnis.com, JAKARTA – Tingkat inflasi di dalam negeri tercatat turun menjadi sebesar 2,61% secara tahunan (year-on-year/yoy) pada akhir 2023 atau secara bulanan meningkat sebesar 0,41% (month-to-month/mtm).

Kepala Departemen Komunikasi Bank Indonesia (BI) Erwin Haryono menyampaikan bahwa perkembangan inflasi pada 2023 tersebut lebih rendah dibandingkan dengan inflasi pada 2022 yang tercatat sebesar 5,51% yoy.

“Inflasi yang terjaga dalam kisaran sasarannya merupakan hasil dari konsistensi kebijakan moneter serta eratnya sinergi pengendalian inflasi antara BI dan pemerintah [pusat dan daerah] dalam Tim Pengendalian Inflasi Pusat dan Daerah [TPIP dan TPID] melalui penguatan Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan [GNPIP] di berbagai daerah,” katanya melalui keterangan resmi, dikutip Rabu (3/1/2024).

Erwin mengatakan BI meyakini inflasi akan tetap terkendali dalam kisaran sasaran 2,5±1% pada 2024. Dia menjelaskan inflasi yang rendah secara bulanan pada Desember 2023 dipengaruhi oleh terkendalinya inflasi inti dan inflasi volatile food

Inflasi inti pada Desember 2023 tercatat sebesar 0,14% mtm, terutama disumbang oleh komoditas emas perhiasan, gula pasir, dan rekreasi. 

Sementara itu, inflasi kelompok volatile food menurun dari 1,72% mtm pada November 2023 menjadi 1,42% mtm, didukung oleh pasokan yang membaik di daerah sentra produksi. 

Di sisi lain, kelompok administered prices mencatat inflasi sebesar 0,39% mtm, meningkat dari inflasi bulan sebelumnya sebesar 0,08% mtm, yang dipengaruhi oleh faktor musiman kenaikan inflasi angkutan udara di periode libur Natal dan tahun baru (Nataru) serta dampak kenaikan aneka rokok akibat kenaikan tarif cukai tembakau.

Secara tahunan, inflasi inti 2023 terjaga rendah sebesar 1,80% yoy. Erwin mengatakan, perkembangan ini sejalan dengan konsistensi kebijakan suku bunga dan stabilisasi nilai tukar rupiah oleh BI. 

“Inflasi volatile food juga relatif terkendali sebesar 6,73% yoy. Hal ini didukung oleh eratnya sinergi pengendalian inflasi antara BI dan TPIP dan TPID melalui GNPIP di berbagai daerah dalam mengendalikan harga pangan, termasuk beras dan komoditas pangan strategis lainnya, dari dampak El Nino,” jelasnya.

Dia menambahkan inflasi kelompok administered prices pada akhir 2023 tercatat sebesar 1,72% yoy, sejalan minimalnya kebijakan penyesuaian harga komoditas yang diatur oleh pemerintah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper