Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Proyeksi Ekonomi RI dari AMRO: 5% Tahun Ini dan 5,2% pada 2024

Pertumbuhan ekonomi Indonesia akan didukung permintaan domestik yang kuat sejalan dengan kepercayaan konsumen yang tinggi dan dorongan dari Pemilu.
Warga beraktivitas dengan latar suasana gedung perkantoran di Jakarta, Rabu (2/8/2023). Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal II/2023 akan terjaga di level 5 persen, seiring dengan perkembangan yang positif. JIBI/Bisnis/Himawan L Nugraha
Warga beraktivitas dengan latar suasana gedung perkantoran di Jakarta, Rabu (2/8/2023). Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal II/2023 akan terjaga di level 5 persen, seiring dengan perkembangan yang positif. JIBI/Bisnis/Himawan L Nugraha

Bisnis.com, JAKARTA – ASEAN+3 Macroeconomic Research Office (AMRO) memperkirakan ekonomi Indonesia akan tumbuh lebih kuat pada 2024, sebesar 5,2%.

Lead Economist AMRO Sumio Ishikawa mengatakan bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun depan diperkirakan lebih tinggi dibandingkan dengan tahun ini yang diproyeksikan tumbuh 5%.

“Perekonomian Indonesia diproyeksikan tumbuh sebesar 5,0% pada tahun 2023 dan menguat menjadi 5,2% pada tahun 2024,” katanya melalui keterangan resmi, Rabu (27/12/2023).

Ishikawa menyampaikan, pertumbuhan ekonomi Indonesia akan didukung oleh permintaan domestik yang kuat sejalan dengan kepercayaan konsumen yang tinggi dan dorongan dari pengeluaran terkait Pemilu.

Selain itu, pembangunan proyek strategis nasional, termasuk Ibu Kota Nusantara, juga pemulihan permintaan eksternal secara bertahap, diperkirakan akan mendukung pertumbuhan ekonomi domestik.

Menurutnya, sinergi kebijakan yang kuat di antara  para pembuat kebijakan tetap harus dijaga untuk menjaga stabilitas dan mendukung kegiatan ekonomi.

Ishikawa mengatakan Bank Indonesia terus memperkuat bauran kebijakannya dengan meningkatkan suku bunga kebijakan, mengelola volatilitas nilai tukar, dan meningkatkan pendalaman pasar keuangan, terutama guna menjaga ekspektasi inflasi dan mendukung stabilitas nilai tukar rupiah. 

BI juga melanjutkan implementasi kebijakan makroprudensial yang akomodatif dengan memperkuat Kebijakan Likuiditas Makroprudensial (KLM) dan menurunkan persyaratan Penyangga Likuiditas Makroprudensial (PLM) untuk mendorong penyaluran kredit perbankan kepada dunia usaha. 

Di sisi lain, pemerintah mencatat penerimaan yang lebih baik, sejalan dengan belanja yang ditingkatkan. Pemerintah juga menjaga defisit fiskal pada tingkat yang rendah.

Ishikawa menilai penerapan awal paket reformasi perpajakan yang komprehensif berdasarkan UU Harmonisasi Peraturan Perpajakan (HPP) berkontribusi pada konsolidasi fiskal yang lebih cepat dari yang diperkirakan dalam 2 tahun terakhir.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Maria Elena
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper