Bisnis.com, JAKARTA - Menteri Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia menegaskan perhitungan calon wakil presiden (cawapres) nomor urut 1, Muhaimin Iskandar (Cak Imin) soal IKN keliru.
Cak Imin sempat menyatakan 1% anggaran IKN diklaim mampu membangun seluruh jalan di seluruh wilayah Kalimantan. Menurut Bahlil itu salah berat.
Bahlil mengatakan, hitung-hitungan yang disampaikan oleh Cak Imin sangatlah keliru. Pasalnya, alokasi anggaran yang digelontorkan pemerintah hanya sebesar 20% dari total anggaran yang diperlukan untuk membangun IKN senilai Rp466 triliun.
Dengan demikian, terang Bahlil, pemerintah hanya akan menggelontorkan dana anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) untuk IKN dalam jangka panjang 15 - 20 tahun sebesar Rp93,2 triliun.
"Jadi kalau dibilang 1% (anggaran IKN yang diguyur pemerintah) misalkan tahun ini katakanlah APBN untuk IKN Rp20 triliun, kalau 1% berarti kan cuma Rp200 miliar. Bagaimana cara membangun (dengan modal) Rp200 miliar untuk jalan di seluruh Kalimantan? kan sisanya (anggaran IKN) dari investasi," jelas Bahlil saat ditemui di Jakarta, dikutip Minggu (24/12/2023).
Seiring dengan hal itu, Bahlil mengimbau bahwa calon pemimpin hendaknya tidak menyampaikan hal-hal yang mampu memunculkan distorsi di tengah kepercayaan rakyat.
Baca Juga
Kendati demikian, Bahlil tidak secara terang-terangan menyalahkan Cak Imin atas pernyataanya yang menyebut bahwa 1% anggaran IKN dapat membangun seluruh jalan di Kalimantan tersebut.
"Mungkin timnya yang tidak menyiapkan materi baik. Nah kita kadang-kadang bicara angka itu asal berapa senang, ini juga tidak boleh. Jangan kita menipu rakyat juga," tekannya.
Sebelumnya, dalam momentum debat calon wakil presiden yang digelar pada Jumat (22/12/2023) Cak Imin menyebut IKN belum layak menjadi prioritas pembangunan nasional.
Cak Imin mengatakan, alih-alih mengguyurkan dana jumbo mencapai Rp466 triliun pada proyek IKN, lebih baik pemerintah langsung menyuntik pembangunan infrastruktur langsung seperti jalan hingga sekolah di seluruh Kalimantan saja.
"Project-project besar yang ambisius ini, IKN sebagai salah satu contoh saja itu kalau hanya mengandalkan APBN hampir Rp500 triliun. Padahal 1% saja dari Rp400 sekian triliun itu untuk bangun jalan seluruh Kalimantan beres, membangun seluruh kota di Kalimantan beres," ujarnya.