Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

PLN Gandeng Sumitomo Kembangkan Pembangkit Listrik Tenaga Sampah Legok Nangka

PLN dan Jepang sepakat menaruh perhatian dalam pengurangan emisi karbon global.
PLN menggandeng Sumitomo untuk mengembangkan Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa) Legok Nangka
PLN menggandeng Sumitomo untuk mengembangkan Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa) Legok Nangka

Bisnis.com, JAKARTA — PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) atau PLN menandatangani nota kesepahaman atau Memorandum of Understanding (MoU) dengan Konsorsium Sumitomo, Hitachi Zosen, dan Energia Prima Nusantara (EPN) untuk kerja sama pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa) Legok Nangka, Bandung Barat, Jawa Barat. 

MoU tersebut ditandatangani Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo dan Corpora Officer, General Manager of Sumitomo Corporation, Koichi Taniguchi, di Tokyo, Jepang, Senin (18/12/2023). Kerja sama ini merupakan bagian dari Perlakuan Kredit Karbon atau Joint Crediting Mechanism (JCM) untuk Proyek Energi atas Sampah Legok Nangka. 

Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo menerangkan, sebagai bagian dari Asian Zero Emission Community (AZEC), pemerintah Indonesia dan Jepang sepakat menaruh perhatian dalam pengurangan emisi karbon global, salah satunya lewat skema karbon kredit. 

Darmawan berharap hubungan bilateral kedua negara makin produktif dalam rangka menyukseskan transisi energi untuk mencapai Net Zero Emissions (NZE) di tahun 2060 atau lebih cepat. 

”Kita juga berharap melalui kesepakatan ini dapat membuka kerja sama yang lebih masif dalam mendukung transisi energi dan perlindungan lingkungan, sehingga cita-cita kita mencapai NZE di 2060 dapat dicapai lebih dini,” kata Darmawan lewat keterangan resmi, Jumat (22/12/2023).

Darmawan melanjutkan, upaya mitigasi perubahan iklim global tidak bisa dijalankan sendiri-sendiri. Untuk itu, diperlukan kolaborasi global. Dia mengapresiasi Sumitomo Corporation dan konsorsium yang telah sepakat kerja sama dengan PLN untuk pengembangan PLTSa Legok Nangka. 

”Melalui acara ini membuat saya bangga dan yakin jika kita benar-benar bisa menyelamatkan bumi kita dari ancaman perubahan iklim yang semakin nyata,” tuturnya.

Tempat Pengolahan dan Pemrosesan Akhir Sampah (TPPAS) Legok Nangka merupakan sanitary landfill atau tempat pembuangan sampah dan bahan limbah dari 6 Kabupaten yang ada di Jawa Barat, yaitu Kota Bandung, Kabupaten Bandung, Kabupaten Sumedang, Kota Cimahi, Kabupaten Garut dan Kabupaten Bandung Barat. Dalam sehari, TPPAS Legok Nangka ditaksir dapat menampung hingga 2.131 ton sampah.

"Sampah yang jumlahnya besar ini akan kita kelola menjadi bahan bakar Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa) dengan teknologi insinerator yang ramah lingkungan, potensi energi listriknya mencapai 30 hingga 50 Megawatt (MW),” kata dia.

Adapun proyek ini berpotensi menghasilkan Nilai Ekonomi Karbon (NEK) baik di sektor limbah dan energi, diantaranya; Pertama, pengelolaan sampah ini mampu mereduksi emisi gas metana dari sampah yang ada di TPPAS Legok Nangka. 

Kedua, sampah yang dikelola sebagai bahan bakar PLTSa akan mampu menghasilkan energi melalui interkoneksi tenaga listrik (on-grid) PLN.

”Sampah yang menumpuk di TPPAS Legok Nangka ini kita kelola dan potensi NEK cukup signifikan. Jadi secara langsung kita dapat menjalankan karbon kredit di sini,” tuturnya. 

Selain di TPPAS Legok Nangka, PLN ke depan juga siap berkontribusi pada program PLTSa lain di 9 wilayah di Indonesia.  Adapun, 9 wilayah tersebut meliputi, Provinsi DKI Jakarta, Kota Tangerang, Kota Tangerang Selatan, Kota Bekasi, Kota Semarang, Kota Makassar, Kota Denpasar, Kota Manado, dan Kota Palembang.

”Kesuksesan dari PLTSa Legok Nangka ini akan kita replikasi pada PLTSa di TPPAS lain di Indonesia, jadi kami mohon dukungannya dari semua pemangku kepentingan agar proyek yang mulia ini dapat berjalan,” kata dia.

Skema JCM sendiri bertujuan untuk mengevaluasi kontribusi Jepang terhadap pengurangan emisi gas rumah kaca, baik itu dari sisi teknologi, pendanaan, infrastruktur, dan lain-lain. 

Dari evaluasi kontribusi tersebut, Pemerintah Jepang berharap mendapatkan carbon credit yang dapat dihitung dalam memenuhi target pengurangan emisi Jepang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper