Bisnis.com, JAKARTA - Perum Bulog mengklaim telah mengamankan 500.000 ton impor beras dari empat negara yaitu Thailand, Vietnam, Pakistan dan Myanmar.
Kendati begitu, Direktur Utama Perum Bulog Bayu Krisnamurthi tidak memerinci berapa jumlah kontrak yang disepakati dari masing-masing negara.
“Thailand, Vietnam, Pakistan, dan beberapa Myanmar,” kata Bayu dalam diskusi Direksi Perum Bulog dengan Forum Wartawan Bulog pada Kamis (21/12/2023).
Sebagai informasi, pengadaan 500.000 ton impor beras ini merupakan penugasan tambahan 1,5 juta ton beras pada 2023.
Bayu mengatakan, importasi beras ini secara bertahap masuk ke Indonesia pada awal 2024, sesuai dengan kebutuhan nasional. Tujuannya, agar tidak terjadi overstock beras di gudang-gudang Bulog.
“Kalau kami masukkan [impor beras] cepat, banyak, gudang kita penuh, dan menjadi mahal karena biaya simpan dan lainnya. Jadi, lebih baik bertahap sesuai kebutuhan,” ujarnya.
Baca Juga
Per 20 Desember 2023, stok beras yang dikuasai Bulog tercatat sebanyak 1,26 juta ton. Kemudian, masih ada 494.000 ton stok beras yang sedang dalam perjalanan menuju gudang-gudang Bulog.
Dengan stok yang ada, Bulog optimistis stok cadangan beras pemerintah (CBP) dapat mencukupi kebutuhan nasional hingga program bantuan pangan, sampai dengan Juni 2024.
“Stok bulog dengan yang ada sekarang, yang masuk, dan kontrak, saya sudah cukup percaya diri sampai April, Mei, Juni aman. Apapun program yang dibuat Presiden cukup, apalagi kita sudah mau panen,” pungkasnya.