Bisnis.com, JAKARTA – Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat transfer uang dari pekerja migran ke penerima di Tanah Air atau remitansi, mampu mendorong pertumbuhan ekonomi atau produk domestik bruto (PDB).
Plt. Kepala BPS Amalia Adininggar menyampaikan dalam lima tahun terakhir, remitansi dari pekerja migran berkontribusi sekitar 0,8% hingga 1,07% terhadap PDB.
“Proporsi remitansi terhadap PDB nasional sebesar 0,86%-1,07% dan mendorong kesejahteraan penduduk di wilayah kantong-kantong migran,” ujarnya dalam Pencanangan Kolaborasi Satu Data Migrasi Internasional untuk Indonesia Emas 2045, di Gedung BPS, Rabu (20/12/2023).
Amalia menyitir data Bank Dunia, bahwa remitansi efektif mengurangi kemiskinan di negara asal terutama wilayah kantong migran. Per 2022, di Indonesia sebanyak 25,58% dari 200.718 pekerja migran berasal pekerja migran paling banyak berasal dari Jawa Timur.
Di Tanah Air, Amalia menjelaskan bahwa rumah tangga yang menerima remitansi memiliki kemungkinan lebih kecil untuk menjadi miskin. Hal tersebut akibat adanya peningkatan konsumsi dan kualitas pendidikan yang lebih baik dibandingkan yang tidak mendapatkan remitansi.
Pada kesempatan yang sama, Kepala Misi International Organization of Migration (IOM) Indonesia Jeffrey Labovitz menyampaikan bahwa migrasi telah menjadi tren, bahkan sejak zaman dahulu.
Baca Juga
Labovitz mengatakan para migran mengisi lapangan kerja, membawa keterampilan, dan membantu perekonomian tumbuh. Manfaat besar akan diperoleh para migran serta negara asal dan tujuan, jika migrasi dikelola dengan baik.
“Migran mewakili sekitar 3% populasi dunia dan menghasilkan lebih dari 9% PDB global sekitar US$3 triliun, lebih banyak dibandingkan jika mereka tetap tinggal di rumah,” ujarnya.
Mengacu data remitansi dari Bank Indonesia (BI), pekerja migran Indonesia menyumbangkan devisa sebesar US$9,71 miliar pada 2022. Jumlah remitansi tersebut naik 6,01% dibandingkan pada tahun sebelumnya yang sebanyak US$9,16 miliar.
Adapun, devisa yang disumbangkan pekerja migran Indonesia paling banyak dari Arab Saudi senilai US$2,83 miliar. Posisinya diikuti oleh remitansi pekerja migran Indonesia di Malaysia senilai US$2,57 miliar.
Sepanjang tahun ini hingga kuartal III/2023, BI mencatat remitansi telah mencapai US$7,99 miliar. Di mana pada kuartal I/2023 remitansi yang masuk senilai US$2,59 milliar, kuartal berikutnya US$2,66 miliar, dan khusus pada kuartal III/2023 sejumlah US$2,73 miliar.
Sama dengan 2022, di mana sumbangan remitansi terbesar berasal dari Arab Sudi yang mencapai US$2,13 miliar.