Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kaleidoskop 2023: TikTok Shop, Dulu Kambing Hitam Tanah Abang Kini Masuk Tokopedia

TikTok Shop sempat disuntik mati usai dianggap sebagai kambing hitam sepinya Pasar Tanah Abang berhasil bangkit usai masuk Tokopedia.
Ilustrasi TikTok Shop./ Freepik
Ilustrasi TikTok Shop./ Freepik

Bisnis.com, JAKARTA - TikTok Shop akhirnya berhasil bangkit lagi usai sebelumnya dianggap menjadi kambing hitam melemahnya daya saing produk UMKM yang dilihat dari sepinya Pasar Tanah Abang.

Mulanya, media sosial asal China sempat melejit di Indonesia pada 2023. Laporan We Are Social pada Oktober 2023 mencatat jumlah pengguna TikTok di Indonesia mencapai 106,51 juta.

Akar persoalan yakni TikTok menyediakan fitur berbelanja online dalam platform medsosnya, yakni TikTok Shop. Laporan Momentum Works, sebuah badan riset yang berbasis di Singapura pun memperkirakan pangsa pasar TikTok Shop di Indonesia meningkat pesat pada 2023 menjadi 13,2%.

Sayangnya, agresivitas TikTok Shop berbanding terbalik dengan melemahnya pasar produk UMKM. Platform digital tersebut lebih banyak mempromosikan dan menjembatani penjualan produk impor.

Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah (Menkop UKM) Teten Masduki pun gerah dan memprotes aksi TikTok Shop yang mengeruk potensi pasar di Indonesia.

Berdasarkan catatan Bisnis.com, Rabu (6/9/2023), Teten menilai, menyatukan bisnis e-commerce dalam platform media sosial yang dilakukan TikTok sebagai aksi monopoli market dan data.

"Dari riset, dari survei kita tahu orang belanja online itu dinavigasi, dipengaruhi perbincangan di media sosial. Belum lagi sistem pembayaran, logistiknya mereka pegang semua. Ini namanya monopoli," kata Teten.

TikTok Jadi Kambing Hitam

Puncak kekhawatiran pemerintah terjadi saat Pusat grosir tekstil terbesar se-Asia Tenggara alias Pasar Tanah Abang mengalami kolaps. Para pedagang banyak mengeluhkan penjualan turun signifikan hingga tak sedikit gerai yang gulung tikar. TikTok Shop menjadi kambing hitam.

Menteri Teten pun menuding TikTok Shop melakukan jual rugi atau predatory pricing hingga adanya aliran impor barang ilegal.

"Saya berkesimpulan produk yang dijual oleh mereka [UMKM] tidak bisa bersaing karena ada produk impor yang dijual [di TikTok Shop] yang harganya sangat murah," ujar Teten di Pasar Tanah Abang, Selasa (19/9/2023).

Selain itu, dia juga menyoroti ulah influencer di TikTok yang kerap mempromosikan produk impor dengan harga murah telah membuat UMKM produsen semakin terpuruk.

Keresahan demi keresahan itu telah membuat Kementerian Perdagangan kejar tayang merevisi aturan terkait dengan perdagangan melalui sistem elektronik.

Setelah molor bertahun-tahun hingga melewati dua kali pergantian Menteri Perdagangan, akhirnya pada akhir September 2023 revisi Permendag No. 50/2020 rampung dan digantikan dengan Permendag No. 31/2023 tentang Perizinan Berusaha, Periklanan, Pembinaan, dan Pengawasan Pelaku Usaha dalam Perdagangan melalui Sistem Elektronik.

Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan (Zulhas), mengeklaim bahwa penerbitan beleid baru itu bertujuan menciptakan sistem perdagangan secara elektronik yang adil dan sehat seiring perkembangan teknologi yang sangat dinamis.

"Jadi selama ini perkembangan sistem perdagangan digital begitu cepat sehingga ada beberapa yang belum diatur. Ini kita tata, kita atur," ujar Zulhas, Rabu (27/9/2023).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Halaman
  1. 1
  2. 2
Penulis : Dwi Rachmawati
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper