Bisnis.com, JAKARTA — PT PLN Energi Primer Indonesia (EPI) melaporkan realisasi penerapan co-firing pada pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) batu bara telah mencapai 0,9 juta ton hingga akhir November 2023.
Direktur Utama PLN EPI Iwan Agung Firstantara mengatakan, implementasi co-firing itu telah dilakukan pada 43 unit PLTU yang tersebar di seluruh Indonesia.
Menurut Iwan, penerapan co-firing sebagai bahan bakar substitusi sebagian batu bara PLTU berdampak pada penurunan emisi.
"Realisasi penerapan co-firing di PLTU PLN hingga akhir November 2023 sebesar 0,9 juta ton dengan potensi penurunan emisi sekitar 0,97 juta ton CO2e," kata Iwan kepada Bisnis, Rabu (13/12/2023).
Iwan melanjutkan, implementasi co-firing PLTU ditargetkan terus meningkat setiap tahunnya. Pada 2024, PLN menargetkan penerapan co-firing PLTU dapat dilakukan pada 47 unit pembangkit. Jumlah ini akan terus meningkat hingga 52 unit PLTU pada 2025 mendatang.
Sementara itu, untuk harga penyediaan bahan bakar biomassa dalam penerapan co-firing PLTU, mengacu pada harga patokan tertinggi (HPT) yang tertuang dalam Peraturan Direktur PLN Nomor 4 Tahun 2022.
Baca Juga
Dalam beleid ini, harga biomassa ditetapkan sebesar 1 kali harga dari rerata harga 3 bulan terakhir masing-masing PLTU.
"Jadi harga biomassa antara satu PLTU dengan PLTU lainnya tidak sama," kata Iwan.
Seperti diberitakan sebelumnya, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif resmi menerbitkan beleid yang spesifik mengatur ihwal pengembangan co-firing atau pencampuran biomassa dengan batu bara sebagai bahan bahan bakar PLTU di dalam negeri.
Beleid itu mengatur luas soal target bauran biomassa di PLTU batu bara, landasan kewajiban pasok dalam negeri atau domestic market obligation (DMO), dan pengaturan harga biomassa untuk menopang program co-firing tersebut.
Aturan itu tertuang dalam Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (Permen ESDM) Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2023 tentang Pemanfaatan Bahan Bakar Biomassa Sebagai Campuran Bahan Bakar Pada Pembangkit Listrik Tenaga Uap yang disahkan pada 27 November 2023.
Lewat Pasal 6 Permen ini, Menteri ESDM Arifin Tasrif menerangkan, peningkatan kapasitas bauran co-firing bakal dilakukan secara bertahap setiap tahunnya.
Secara terperinci, target pelaksanaan co-firing akhir tahun ini dipatok di level 1,05 juta ton. Selanjutnya, pada 2024 dan 2025, target realisasinya diharapkan mencapai masing-masing 2,83 juta ton dan 10,20 juta ton. Target yang disusun hingga 2030 itu tidak terpengaruh oleh penyesuaian rencana usaha penyediaan tenaga listrik (RUPTL) PLN nantinya.